Anggota DPD RI Made Mangku Pastika mengatakan perlu upaya terintegrasi dan kepemimpinan yang kuat untuk menyelamatkan Danau Batur, Kabupaten Bangli, yang kondisi pencemaran dan sedimentasinya semakin parah.untuk Danau Batur ini perlu ada 'dirigennya'
"Berbagai pihak sebenarnya sudah memiliki rencana untuk penyelamatan Danau Batur. Ada dari Kementerian Lingkungan Hidup, PUPR, Pemprov Bali, Pemkab Bangli dan sebagainya, persoalannya siapa yang akan mengintegrasikan tata kelolanya," kata Pastika saat penyerapan aspirasi secara virtual bertajuk "Penyelamatan Danau Batur: Program Aksi?", di Denpasar, Jumat.
Penyerapan aspirasi virtual itu menghadirkan pembicara Bupati Bangli I Made Gianyar, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Bali dan Nusa Tenggara Rijaluzzaman, Ketua Harian Konsorsium DAS Nasional IB Putera Prathama, pemerhati lingkungan Iwan Dewanthama, dan Sekretaris Dinas PUPR Provinsi Bali, serta sejumlah akademisi dan pemerhati lingkungan lainnya.
Menurut Pastika, dalam menyelesaikan kerusakan Danau Batur sebenarnya tidak terlalu berat. Persoalannya menjadi berlarut-larut karena penanganannya cenderung parsial, belum lagi dihadapkan pada keterbatasan urusan dana.
"Oleh karena itu, untuk Danau Batur ini perlu ada 'dirigennya', sehingga orkestrasinya menjadi bagus dan cantik, saya optimistis itu bisa terealisasi," ucap mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Jika menganggap Danau Batur sebagai sumber dari kehidupan, maka seharusnya bisa melihat Danau Batur bukan sebagai masalah, tetapi salah satu sumber rezeki tidak hanya bagi Bali, tetapi juga bagi Indonesia.
Pastika pun mencontohkan ada dua danau di China yang tidak saja dari sisi lingkungannya begitu terjaga dan bersih, sekaligus memberikan rezeki sehingga rakyat di sekitarnya begitu sejahtera.
Dengan memanfaatkan teknologi, lanjut dia, kisah akulturasi budaya Bali-China dalam cerita Raja Sri Jaya Pangus-Kang Cing Wie sangat ideal untuk ditampilkan di atas Danau Batur pada malam hari. Dengan demikian dapat menarik kunjungan wisatawan.
Sementara itu, Bupati Bangli I Made Gianyar tidak memungkiri bahwa Danau Batur memang dalam kondisi makin tercemar, tidak saja disebabkan karena aktivitas jaring apung di danau, juga kotoran berasal dari daerah Puncak Penulisan, Pinggan, dan Belandingan yang berasal dari daerah hulu.
Selain itu, setiap ada banjir di daerah Songan, juga terjadi pendangkalan karena sedimentasi tingginya bisa hingga dua meter.
Baca juga: Danau buatan atasi peluapan air Batur
Baca juga: Tim UNESCO ke Bali terkait Warisan Budaya Dunia
Made Gianyar mengatakan dengan keterbatasan dana APBD setempat, diperlukan upaya intervensi dari pemerintah pusat, diantaranya untuk pembuatan tanggul di sejumlah kawasan di sekitar danau hingga menjaga daerah di bagian hulu Danau Batur.
"Dengan demikian, ketika hujan, maka air saja yang masuk ke danau, sedangkan lumpur ditahan tanggul. Lumpur-lumpur itu yang merupakan tanah subur bisa tertahan di tanggul dan diambil petani untuk kegiatan pertanian," ucapnya.
Selain itu, Bupati Bangli juga menyebut batas danau yang belum jelas sehingga perlu dibuatkan sempadan agar danau tidak tercemar, di samping bisa dimanfaatkan untuk sarana "jogging track".
Pemerhati lingkungan Iwan Dewantama mengatakan berdasarkan kajian ilmiah, Danau Batur merupakan sumber dari segala sumber air di Bali.
Di samping itu juga diyakini dalam sistem subak di Bali bahwa Danau Batur merupakan sumber air dari semua subak bahkan sampai ada ritual khususnya.
"Jika Danau Batur dianggap sebagai hulunya Bali, kalau dianalogikan dengan kepala, ketika kepala pusing atau kena kanker, jadi jangan berharap organ tubuh yang lain bekerja dengan baik," ucapnya.
Selama ini, lanjut Iwan, rencana aksi dan manajemen plan mengenai penyelamatan Danau Batur sudah ada yang dibuat oleh berbagai pihak. Tinggal menunggu implementasinya secara komprehensif.
Terkait mengatasi kerusakan Danau Batur, Bali harus menjadi contoh mengenai tata kelola pulau kecil yang baik, dengan pendekatan Nyegara Gunung (laut-gunung) dan ini sekarang sangat cocok dengan visi Gubernur Bali "Nangun Sat Kerthi Loka Bali".
Baca juga: Anggota DPD soroti kerusakan lingkungan Danau Batur
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020