"Belum pulih karena pandemi COVID-19 masih berlangsung di Indonesia termasuk negara lainnya, meski dinyatakan sudah memasuki masa normal baru," ujar Ketua ASITA Sumut, Solahuddin Nasution di Medan, Jumat.
Akibat pandemi, masyarakat Indonesia maupun dunia diyakini masih mempertimbangkan berwisata baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
"Kondisi masyarakat itu diprediksi bisa berlangsung hingga akhir tahun 2020 bahkan lebih.Jadi Asita pesimis bisnis pariwisata khususnya biro perjalanan wisata bisa pulih dalam waktu cepat," ujarnya.
Padahal, ujar Solahuddin, bisnis perusahaan perjalanan wisata (tour & travel) termasuk yang pertama atau paling awal mengalami dampak negatif COVID-19.
Perusahaan perjalanan wisata sudah merasakan kelesuan bisnis sejak Februari 2020, katanya.
Saat COVID mulài.mewabah, sejumlah calon wisatawan dalam dan luar negeri membatalkan perjalanan wisatanya.
"Setelah paling awal merasakan, ASITA memperkirakan bisnis biro perjalanan wisata termasuk yang akan belakangan pulih setelah new normal," katanya.
Kondisi itu menyebabkan pengusaha biro perjalanan wisata benar - benar mengalami kesulitan karena tidak memiliki pendapatan.
"Oleh karena itu, ASITA tetap mengharapkan bantuan pemerintah berupa stimulus atau bentuk perhatian serius dari pemerintah untuk bisa membangkitkan bisnis sektor pariwisata," ujarnya.
Dia menegaskan, biro perjalanan wisata merupakan ujung tombak di bidang pariwisata untuk mendatangkan wisatawan.
"Sampai hari ini, ASITA Sumut belum pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah daerah maupun pusat di tengah pandemi COVID-19 yang masih belum habis," katanya.
Wakil Ketua Asita, Adil Anwar menyebutkan, ketidakpastian pulihnya bisnis perjalanan wisata setelah Lion Air Group menghentikan sementara penerbangan mulai 27 Mei hingga 31 Mei 2020.
"Itupun belum tau lagi apa Lion Air memperpanjang masa penghentian sementara operasional penerbangannya," katanya.
Baca juga: ASITA Kalbar: Era "new normal" harapan baru di sektor pariwisata
Baca juga: Asita DIY akan ubah segmentasi pasar wisata saat "new normal"
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2020