PT Garam sebagai BUMN pergaraman nasional juga diminta untuk lebih modern dan profesional. Pasalnya, pembuatan garam melalui metode evaporasi (penguapan dengan menggunakan sinar matahari) telah dilakukan sejak zaman Hindia Belanda dan itu telah diterapkan oleh PT Garam sejak masih bernama Jawatan Regie Garam.
"Tentunya harus berbeda dengan metode yang diterapkan oleh petambak garam yang ada saat ini yang masih bersifat konvensional, baik garam untuk pemenuhan keperluan industri yang saat ini terus meningkat, dan berkembang serta makin beragam kebutuhannya, maupun juga untuk konsumsi," kata Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Safri Burhanuddin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: BGR Logistics-PT Garam jalin kemitraan strategis distribusi garam
Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Amalyos mengungkapkan ada dua permasalahan utama pergaraman nasional saat ini, yaitu kuantitas atau jumlah produksi yang masih belum mencukupi kebutuhan industri serta garam yang dihasilkan baik dari tambak garam rakyat dan juga oleh PT Garam masih belum bisa memenuhi kebutuhan industri yang memerlukan garam sebagai bahan baku.
Dari sisi kualitas, garam yang dihasilkan saat ini oleh kalangan industri penggunaan garam juga dianggap belum dapat memenuhi standar kualitas.
"Peningkatan produksi garam industri, sasarannya adalah untuk menunjang rencana pemerintah di sektor industri kimia dasar, industri aneka pangan, farmasi, dan perminyakan yang terus tumbuh dan makin berkembang dan bertujuan untuk mendapatkan, ataupun meningkatkan nilai tambah serta menciptakan produk industri yang berorientasi ekspor," kata Amalyos.
Baca juga: KPPU sarankan perubahan tata niaga garam
Guna merespon arahan pemerintah, Direktur Utama PT Garam Budi Sasono menjelaskan pihaknya telah menyusun strategi dan kebijakan antara lain dengan meningkatkan kemampuan daya saing garam nasional melalui program pergaraman terpadu, transformasi dan efisiensi, serta terus bersinergi dengan pergaraman rakyat.
PT Garam juga meningkatkan produksi dan produktivitas lahan pergaraman 100 ton/hektare dan kualitas garam 85 persen premium, dengan NaCl di atas 94,7 persen. Kontribusi BUMN itu sebesar 15 persen dari produksi nasional sebanyak 2,8 juta ton.
"PT Garam juga terus memantapkan strategi hilirisasi melalui penambahan garam olahan setiap tahun, dan juga memperjuangkan tata niaga garam yang sehat dan berkeadilan melalui kebijakan fiskal agar daya saing makin kuat demi menghadapi tantangan garam impor," ujar Budi.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020