• Beranda
  • Berita
  • Hendra Setiawan ungkap masa-masa sulit berkarier di bulu tangkis

Hendra Setiawan ungkap masa-masa sulit berkarier di bulu tangkis

30 Mei 2020 22:35 WIB
Hendra Setiawan ungkap masa-masa sulit berkarier di bulu tangkis
Pebulu tangkis juara dunia 2019 nomor ganda putra, Hendra Setiawan. (ANTARA/Gilang Galiartha)

Dengan Ahsan harus mulai dari awal lagi, itu pasti sulit

Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Hendra Setiawan mengungkapkan masa-masa sulitnya selama kurang lebih 25 tahun berkarier di dunia tepok bulu profesional.

Hendra mengawali kariernya di sektor ganda putra berpasangan dengan Markis Kido sebelum digantikan oleh Mohammad Ahsan pada penghujung 2012. Ia pun menceritakan masa-masa sulit yang dialami selama berpartner dengan kedua pemain tersebut.

"Sama (Markis) Kido dulu sudah di atas terus turun. Itu cukup sulit (untuk bisa bangkit lagi)," tutur Hendra saat melakukan wawancara secara virtual bersama PB PBSI di Instagram live, Sabtu.

Baca juga: Mohammad Ahsan masih berambisi ke Olimpiade Tokyo

Saat masih bersama Markis Kido, keduanya pernah mencatatkan sederet prestasi bergengsi, antara lain meraih medali emas Olimpiade 2008 Beijing, Kejuaraan Dunia 2007, serta menduduki posisi pertama ganda putra dunia pada periode September 2007.

Pun demikian saat bersama Mohammad Ahsan, sejumlah gelar juga diraih Hendra. Keduanya telah mencatatkan tiga gelar juara dunia (2013, 2015, 2019), dua gelar All England (2014, 2019), juara BWF World Tour Finals 2019, dan juara pada sejumlah turnamen world tour dan super series. Mereka kini juga masih bertahan di posisi peringkat dua dunia BWF.

Namun perjalanan meraih berbagai gelar tersebut tak semulus yang dikira. Hendra mengenang betapa sulitnya membangun kecocokan ataupun irama mulai dari awal lagi saat berpasangan dengan Ahsan.

"Dengan Ahsan harus mulai dari awal lagi, itu pasti sulit," ucapnya.

Baca juga: Ahsan ambil sisi positif dari penundaan Olimpiade Tokyo
Baca juga: Cara Ahsan/Hendra atasi rasa bosan selama diisolasi di pelatnas


Namun di antara berbagai masa sulit tersebut, kegagalan di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro diakui Hendra menjadi yang tersulit saat itu sekaligus kenangan terburuk.

Datang sebagai pemain peringkat dua dunia pada saat itu, Hendra/Ahsan berpeluang besar dan diharapkan bisa kembali membawa pulang medali emas, sebuah tradisi yang sempat terhenti di Olimpiade 2012 London.

Sayangnya, perjalanan Hendra/Ahsan di Olimpiade 2016 jutsru harus terhenti lebih awal setelah dikalahkan oleh pasangan peringkat lima asal China, Chai Biao/Hong Wei, 15-21, 17-21 pada babak penyisihan Grup D.

"Olimpiade 2016 itu adalah (masa) sulit karena kesempatannya lebih besar, tapi gagal. Kita juga dulu underperformed banget," kata pria berusia 35 tahun itu.

Baca juga: Ahsan/Hendra menilai penundaan Olimpiade Tokyo langkah terbaik
Baca juga: Hendra Setiawan berharap Olimpiade digelar setelah wabah berakhir

 

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020