"Memang terjadi penambahan jumlah karyawan perusahaan penambangan terbesar di Indonesia yang meninggal akibat terjangkit COVID-19 setelah hasil pemeriksaan laboratorium terhadap pasien yang meninggal Jumat (29/5) dinyatakan positif. Pasien laki-laki berusia 45 tahun itu selain terjangkit COVID-19 juga mengidap penyakit penyerta lainnya," jelas dr. Sumule di Jayapura, Minggu malam.
Dalam keterangannya yang dilakukan melalui virtual meeting itu ia menjelaskan, dengan dinyatakan positifnya pasien yang meninggal di RS Tembagapura maka saat ini tercatat lima orang meninggal akibat terjangkit virus corona.
Baca juga: Alih fungsi lapangan bola Simprug menjadi rumah sakit Covid-19 selesai
Baca juga: Alih fungsi lapangan bola Simprug menjadi rumah sakit Covid-19 selesai
Lima pasien COVID-19 yang meninggal di Kabupaten Mimika sebagian besar memiliki penyakit penyerta, aku Sumule seraya menambahkan, saat ini jumlah positif di kawasan itu tercatat 272 orang.
Dari 272 orang yang positif tercatat 174 orang dirawat dan 93 orang dinyatakan sembuh, dengan PDP 37 orang serta ODP sebanyak 1.309 orang.
Dari tujuh distrik yang warganya terjangkit COVID-19 terbanyak di Distrik Tembagapura sebanyak 137 orang, menyusul Mimika Baru 79 orang, Wania 42 orang, Kuala Kencana 10 orang dan Kwamki Narama satu orang.
Ketika ditanya tentang laboratorium yang memeriksa sampel swab atau PCR, dr. Sumule mengaku yang sudah beroperasi optimal di Tembagapura sedang yang di Kuala Kencana belum beroperasi penuh akibat terbatasnya tenaga operasional.
RSUD Mimika juga memiliki lab untuk memeriksa PCR namun alatnya saat ini mengalami gangguan dan dalam perbaikan dibantu teknisi dari pabrik pembuat alat tersebut, jelas dr. Sumule.
Baca juga: Yurianto: Keputusan pelaksanaan normal baru ditentukan pemda
Baca juga: Yurianto: Normal baru tidak akan serempak di semua daerah
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020