Perusahaan rintisan (startup) pengelolaan sampah, PT Mountrash Avatar Indonesia, meluncurkan MounTPS yaitu layanan aplikasi digital untuk mempermudah pengelolaan sampah daur ulang bagi warga kompleks perumahan dan apartemen.Layanan MounTPS merupakan sistem digital manajemen atau pengelolaan sampah perumahan agar dapat dikelola secara transparan, bertanggung jawab, dan berkelanjutan
Melalui layanan tersebut, warga kompleks perumahan atau individu rumah tangga dapat bermitra melalui sistem digital, sehingga bisa tetap produktif dan berpenghasilan dari rumah.
"Layanan MounTPS merupakan sistem digital manajemen atau pengelolaan sampah perumahan agar dapat dikelola secara transparan, bertanggung jawab, dan berkelanjutan," kata Chief Executive Officer PT Mountrash Avatar Indonesia Gideon Widjaja Ketaren di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan MounTPS bisa menjadi langkah terobosan dalam pengelolaan sampah di dalam negeri, terutama di kota-kota besar. Pasalnya, menurut dia, pengelolaan sampah melalui sistem layanan digital, rumah tangga justru akan mendapatkan keuntungan berupa uang.
Selama ini rumah tangga harus mengeluarkan iuran cukup besar untuk pengelolaan sampah dan tidak mendapatkan keuntungan lain. Sementara dengan aplikasi digital, rumah tangga dan kompleks perumahan akan mendapatkan uang dari sampah yang masih bisa didaur ulang seperti plastik, kertas, kardus, besi, botol plastik, dan lainnya.
"Untuk yang ingin mengelola penanganan sampah rumah tangga di kompleksnya secara mandiri, kami mengajak bersama-sama melakukan revolusi pengelolaan sampah rumah tangga terpilah melalui sistem digital MounTPS services," ujar Gideon melalui siaran persnya.
Gideon menjelaskan selama ini setiap rumah tangga harus membayar iuran sampah, misalnya Rp25.000 per bulan. Kemudian sampah tersebut diangkut oleh petugas ke tempat pembuangan sementara (TPS) kecamatan. Sampah di TPS kecamatan itu telah dikelola pihak ketiga dengan memanfaatkan para pemulung untuk memilah sampah itu dengan penghasilan Rp50.000 - Rp100.000 per hari. Sisa sampah dari proses sortir ditumpuk di TPS, kemudian akan diangkut oleh truk milik Dinas Kebersihan di kota setempat.
"Melalui cara konvensional ini, masyarakat atau rumah tangga akan dikenai biaya atau iuran Rp25.000 per bulan. Namun, itu hanya sebagai gambaran saja, karena iuran sampah di setiap kompkeks bervariasi, ada yang lebih mahal sampai 100.000 per bulan, bahkan lebih," tuturnya.
Sebaliknya melalui metode revolusi mental layanan MounTPS, katanya, masyarakat atau rumah tangga akan mendapatkan uang dari sampah yang mereka hasilkan.
Gideon memaparkan melalui MounTPS, misalnya Si A (user/masyarakat/rumah tangga) dikenakan biaya Rp50.000 per bulan. Kemudian, sampah diangkut tiap hari dengan syarat sebelum jam 10.00 WIB.
Pemilik rumah bisa meminta asisten rumah tangga untuk memilah sampah tersebut. Satu kantong kresek untuk sampah plastik (botol plastik, dan bahan plastik lainnya), satu kantong kresek untuk sampah kardus/duplex (sisa boks makanan), botol beling, plastik kresek/multilayer dan lainnya dimasukkan dalam botol air mineral dan dipadatkan (eco brick). Kemudian satu kantong kresek untuk sisa organik (nasi, ikan, sayuran dan lainnya), 1 botol sisa minyak jelantah, 1 kresek (pampers, pembalut, dan lain lain).
"Ini semua (jenis sampah tersebut) harus diinput dalam aplikasi Mountrash. Stiker QC Code Si A akan ditempel di dinding rumah,” katanya.
Dia menambahkan petugas MounTPS akan mengambil sampah itu dengan mobil dan scan QR Code yang ada di dinding rumah, maka saldo akun Mountrash Si A akan bertambah.
Sampah yang terpilah itu langsung didistribusikan ke industri daur ulang yang menjadi mitra Mountrash. Misalnya, sampah botol plastik jenis PET akan dikirim ke penggilingan PET untuk diolah.
Setelah akhir bulan, biaya Si A muncul di aplikasi Mountrash Rp50.000 dan ada uang masuk (saldo) dari penjualan sampah Rp300.000, maka Si A untung Rp250.000 per bulan. Angka itu bergantung pada volume dan jenis sampah yang dihasilkan dari kompleks perumahan tersebut.
Gideon menilai hasil penjualan sampah bagi masyarakat yang sudah berkecukupan kemungkinan tidak berarti, tetapi setidaknya yang bersangkutan telah berkolaborasi menyelamatkan bumi, sekaligus dapat mendonasikan pendapatannya ke aktivitas mitra Mountrash di wilayahnya atau ke panti asuhan, dan sebagainya. Mountrash juga berencana untuk menyalurkan dana itu melalui BenihBaik.Com.
"Bagi masyarakat yang di wilayahnya belum terdapat mitra Mountrash, Anda bisa mendaftarkan diri untuk menjadi mitra."
Sepudin Zuhri, pemilik unit pengolahan sampah plastik jenis PET di Parungpanjang, Bogor, Jawa Barat, menilai bahwa skema itu sangat menguntungkan masyarakat atau rumah tangga.
Menurutnya, MounTPS juga akan menguntungkan bagi industri daur ulang karena sampah sudah terpilah dari rumah tangga sehingga dapat memangkas biaya sortir.
"Selama ini biaya terbesar dalam industri daur ulang sampah adalah sortir. Sebagian sampah dari user masih dicampur menjadi satu, sehingga harus disortir lagi dan tentunya menjadi kotor."
Baca juga: Aplikasi daur ulang sampah jadi solusi dapat uang saat pandemi
Baca juga: Via daring, investor Rusia tawarkan investasi olah sampah
Baca juga: YLKI dan Greenpeace sesalkan penggunaan kemasan galon sekali pakai
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020