"Kami simulasikan dan dokumentasikan sebagai acuan bagi wisatawan serta pelaku usaha pariwisata di Sumbar bagaimana standar protokol kesehatan yang wajib dipenuhi saat era "new normal"", kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Novrial di Padang, Selasa.
Diskenariokan dua orang wisatawan yaitu Kak Tyas dan Kak Roos datang dari Jakarta untuk berlibur di kampung halaman, Ranah Minang.
Tujuannya adalah Kota Wisata Bukittinggi yang telah menerapkan "new normal" dan mulai membuka kembali sejumlah hotel dan objek wisata untuk wisatawan.
Prosedur kesehatan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dijalankan sesuai SOP berdasarkan protokol kesehatan COVID-19.
Kepala Otoritas Bandara Wilayah VI, Agoes dan EGM Angkasa Pura II Yos Suwagiono menyebut SOP yang diterapkan di BIM adalah standar internasional baik di terminal kedatangan atau keberangkatan.
Selepas dari bandara, Kak Tyas dan Kak Roos berangkat menuju Bukittinggi. Namun karena perut mulai keroncongan, mereka singgah untuk makan siang di Padang Panjang.
Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata Sumbar Hendri Agung Indrianto mengatakan pihaknya mendapat rekomendasi rumah makan yang telah menjalankan prosedur kesehatan dari Pemkot Padang Panjang, yaitu RM Pondok Baramas.
Turun dari mobil Kak Tyas dan Kak Roos langsung dicek suhu menggunakan thermo gun, kemudian diarahkan untuk mencuci tangan dan menjaga jarak sebelum melakukan pemesanan.
Pembayaran dianjurkan menggunakan kartu debit, meski sistem tunai tetap dilayani dengan prosedur diatur tidak ada kontak langsung.
Selain itu, karyawan Rumah Makan juga diwajibkan menggunakan masker dan sarung tangan bahkan sebagian sudah menggunakan pelindung wajah.
"RM ini juga rutin menyemprotkan disinfektan untuk menjaga lokasi tetap bebas COVID-19. Rangkaian SOP ini bisa dijadikan acuan bagi rumah makan lain dalam menyambut tamu di era normal baru,"katanya.
Dua wisatawan yang sudah sangat rindu dengan keindahan alam Ranah Minang itu langsung menjajal salah satu destinasi unggulan Bukittinggi yaitu Ngarai Sianok di Taman Panorama.
Cuaca yang cerah namun dengan udara yang tidak terlalu panas (karena Bukittinggi berada di kaki Gunung Marapi) membuat keindahan Ngarai Sianok terlihat memukau. Namun untuk bisa mengakses tempat wisata itu, tetap harus mengikuti protokol kesehatan yang diwajibkan, seperti menggunakan masker.
Baca juga: Gubernur Sumbar ingatkan warga tidak berwisata selama pandemi COVID-19
Baca juga: Sumbar sarankan kabupaten/kota ditunda kegiatan besar
Hotel Novotel Bukittinggi menjadi pilihan untuk istirahat dan menginap malam itu karena selain merupakan bagian dari International Chain Accor, letaknya yang strategis, desain arsitektur kombinasi unik Moor dan Minangkabau serta yang terpenting Novotel Bukittinggi telah menerapkan SOP pencegahan penyebaran COVID-19 yang ketat beserta fasilitas penunjangnya.
Tamu yang datang disambut staf yang memakai masker, langsung diperiksa suhu badan dengan thermo gun, didampingi mencuci tangan, check in di resepsionis yang telah dipasangi pembatas kaca yg memisahkan antara FO staf dan tamu yg check in.
Resepsionis juga memakai face shield, masker dan sarung tangan. Posisi berdiri di depan meja penerimaan tamu juga telah diatur untuk menjaga physical distancing.
Novotel Bukittinggi juga telah menerapkan sarapan pagi dengan protap "new normal". Tamu tidak diperkenankan mengambil sendiri, antri sambil jaga jarak, pesan apa yg dikehendaki kemudian staf akan mengambilkan dan mengantarkannya ke meja.
Untuk menghindari penyebaran virus, menu konvensional juga telah ditiadakan. Diganti digital menu dengan scan barcode menggunakan telepon pintar.
"Kita berharap simulasi ini bisa menunjukkan bahwa Sumbar siap untuk menerima kunjungan wisatawan kembali setelah hampir dua bulan vakum. Namun, wisatawan diwajibkan mengikuti protokol kesehatan agar terhindar dari COVID-19," kata Agung.
Baca juga: Festival Langkisau masuk Kalender Pariwisata Sumbar
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020