• Beranda
  • Berita
  • Boks telepon umum Inggris disulap jadi warung kopi usai "lockdown"

Boks telepon umum Inggris disulap jadi warung kopi usai "lockdown"

3 Juni 2020 06:34 WIB
Boks telepon umum Inggris disulap jadi warung kopi usai "lockdown"
Loreinis Mejia Hernandez dari Colombia tersenyum di depan boks telepon umum Inggris yang dijadikan warung kopi di Chiswick, London, Inggris, 2 Juni 2020. (REUTERS/Kevin Coombs)

Kami menginvestasikan semuanya di boks ini sebelum pembatasan wilayah

Dua boks telepon umum warna merah Inggris disulap menjadi warung kopi, dan pemiliknya mengatakan sempitnya ruangan yang jadi kendala ketika mereka membukanya sepekan sebelum karantina wilayah kini jadi aset ketika orang menerapkan pembatasan jarak.

Dilansir Reuters, pasangan Loreinis Hernandez dan Sean Rafferty mengatakan Amar Cafe yang dibuka di dua boks telepon umum yang bersebelahan di London barat, hanya sempat beroperasi selama sepekan sebelum kota itu menerapkan pembatasan wilayah pada akhir Maret karena pandemi COVID-19.

Baca juga: Kolaborasi Cofi x Juki hadirkan kafe tematik

Baca juga: WiHaus kembangkan wisata kuliner baru khas Thailand di Garut


"Kami sangat senang memulai bisnis ini, lalu pembatasan wilayah terjadi," kata Hernandez. "Kami tutup selama enam pekan."

Pelonggaran pembatasan wilayah pekan ini membuat mereka membuka kembali warung yang menjual kopi dari Kolombia, kampung halaman Hernandez.

"Kami menginvestasikan semuanya di boks ini sebelum pembatasan wilayah," kata Rafferty.

"Semua hanya bisa dibeli untuk dibawa pulang (take away) dan mungkin ini lebih baik untuk kami karena orang lebih suka berada di luar, duduk di taman."

Meski punya persediaan untuk beberapa pekan mendatang, Rafferty dan Hernandez berharap pembatasan wilayah di negara Amerika Selatan tidak mencegah pengiriman bahan yang mereka butuhkan kelak.

Baca juga: Tips seduh kopi nikmat ala kafe saat #dirumahaja

Baca juga: Starbucks tutup banyak kafe di AS, Kanada cegah penyebaran corona

Baca juga: Bisnis "coffe shop" kekinian makin digandrungi di Jakarta

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020