Saham-saham AS menguat ketika optimisme pembukaan kembali bisnis mengalahkan kekhawatiran tentang ketegangan AS-China dan protes massa di seluruh Amerika Serikat atas kematian seorang pria Afrika-Amerika dalam tahanan polisi.
"Masa-masa indah terus bergulir di pasar berisiko," Mazen Issa, ahli strategi valas senior TD Securities, mengatakan dalam sebuah laporan. "Reli kuat ini kemungkinan akan berlanjut karena luasnya reli ekuitas sekarang telah menyebar di luar AS."
Greenback menguat 1,06 persen terhadap yen Jepang menjadi 108,72 yen, tertinggi sejak 9 April.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya turun 0,15 persen menjadi 97,73 setelah turun ke serendah 97,43, tingkat terendah sejak 13 Maret.
Dolar Australia melonjak 1,27 persen menjadi 0,6883 dolar AS, setelah mencapai 0,6894 dolar AS, tertinggi sejak 20 Januari.
Bank sentral Australia mempertahankan suku bunga acuan di posisi terendah sepanjang masa pada Selasa (2/6/2020) dan menduga kurang suram karena ekonomi secara bertahap dibuka kembali selama apa yang mungkin menjadi kuartal terburuk sejak Depresi Hebat tahun 1930-an.
Euro didukung oleh harapan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan memberikan lebih banyak stimulus ketika bertemu pada Kamis (4/6/2020).
Paket fiskal 1,85 triliun euro (2,04 triliun dolar AS) yang diusulkan oleh Komisi Eropa untuk mengangkat ekonomi kawasan mengurangi tekanan untuk bertindak cepat. Meskipun demikian, banyak ekonom mengharapkan Program Pembelian Darurat Pandemi (PEPP) 750 miliar euro dinaikkan sebesar 500 miliar euro. ABN Amro memperkirakan ukurannya akan berlipat ganda.
Mata uang tunggal menguat 0,27 persen menjadi 1,1164 dolar AS setelah sebelumnya mencapai 1,1195 dolar AS, tertinggi sejak 16 Maret.
Sterling naik di atas 1,25 dolar AS ke level tertinggi dalam sebulan terhadap dolar, karena tanda-tanda bahwa Inggris mungkin bersedia berkompromi pada poin-poin penting dalam putaran baru negosiasi Brexit dengan Uni Eropa memberikan dukungan.
Baca juga: Ketegangan baru AS-China angkat dolar dan euro, yuan turun
Baca juga: Dolar AS jatuh karena sinyal pemulihan ekonomi angkat sentimen risiko
Baca juga: Dolar AS melemah di tengah sejumlah data ekonomi terbaru
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020