Kasus virus corona di India menembus angka 200.000, dan puncaknya masih bisa terjadi dalam beberapa pekan lagi di negara terpadat kedua di dunia tersebut, menurut Kementerian Kesehatan pada Rabu.Kami sangat jauh dari puncaknya
Kasus COVID-19 melonjak 8.909 dibanding jumlah sebelumnya, yang menjadi salah satu lonjakan harian tertinggi, sehingga menambah total menjadi 207.615 kasus. Enam negara lain, mulai Amerika Serikat hingga Inggris dan Brazil, memiliki beban kasus yang lebih tinggi.
"Kami sangat jauh dari puncaknya," kata Dr Nivedita Gupta, dari Dewan Riset Medis India milik pemerintah. Pejabat pemerintah sebelumnya menyebutkan mungkin akhir Juni ini, atau bahkan Juli, sebelum kasus mulai berkurang.
Jumlah kematian akibat penyakit pernapasan tersebut mencapai 5.815 orang.
Baca juga: Infeksi corona di India melonjak lewati 100.000, kematian capai 3.000
Baca juga: Ratusan polisi India positif terinfeksi corona
Lonjakan kasus penularan corona di India terjadi setelah pemerintah melonggarkan karantina wilayah. Beberapa kawasan yang paling parah menyumbang infeksi antara lain New Delhi, Mumbai, Gujarat dan negara bagian Tamil Nadu.
Pemerintah terus berjuang memperbanyak tempat tidur di bangsal rumah sakit untuk menerima dan merawat pasien baru yang berdatangan. Pekerja medis di India yakin mereka dapat mengatasi banyaknya pasien yang datang membutuhkan perawatan.
Otoritas kesehatan di negara yang melahirkan novelis Arundhati Roy dengan novelnya yang penuh drama The Ministry of Utmost Happiness itu juga optimistis bahwa jumlah korban meninggal akibat corona dapat ditekan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dokter di India layani pasien secara daring di tengah wabah corona
Baca juga: Kasus corona di India meningkat saat jutaan orang pulang kampung
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020