"Saat penangkapan dua tersangka yang merupakan DPO (Daftar Pencarian Orang) KPK tersebut, turut pula diamankan tiga unit kendaraan mewah, sejumlah uang, dan dokumen serta barang bukti elektronik," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri melalui keterangannya di Jakarta, Rabu.
Proses berikutnya, kata Ali, penyidik akan menganalisis keterkaitan barang-barang yang diamankan itu dengan para tersangka.
"Untuk kemudian dilakukan langkah hukum berikutnya," ucap Ali.
Baca juga: Deputi Penindakan KPK ungkap cara ringkus Nurhadi dan menantunya
Nurhadi dan Rezky bersama Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) Hiendra Soenjoto (HSO) telah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi terkait dengan perkara di Mahkamah Agung (MA) pada tahun 2011-2016 pada 16 Desember 2019.
Ketiganya kemudian dimasukkan dalam status Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak Februari 2020. Untuk tersangka Hiendra saat ini masih menjadi buronan KPK.
Nurhadi dan Rezky ditetapkan sebagai tersangka penerima suap dan gratifikasi senilai Rp46 miliar terkait pengurusan sejumlah perkara di MA sedangkan Hiendra ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.
Adapun penerimaan suap tersebut terkait pengurusan perkara perdata PT MIT vs PT KBN (Persero) kurang lebih sebesar Rp14 miliar, perkara perdata sengketa saham di PT MIT kurang lebih sebesar Rp33,1 miliar, dan gratifikasi terkait perkara di pengadilan kurang lebih Rp12,9 miliar sehingga akumulasi yang diduga diterima kurang lebih sebesar Rp46 miliar.
Baca juga: Yenti Garnasih minta KPK jerat Nurhadi dengan pasal pencucian uang
Baca juga: KPK diminta gali potensi keterlibatan Nurhadi dalam perkara lain
Baca juga: Nurhadi ditangkap, Mahfud salut terhadap KPK
Baca juga: Firli Bahuri: seluruh pimpinan KPK pantau proses penangkapan Nurhadi
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020