"Saya terkejut dan prihatin membaca berita Mas Whisnu Sakti Buana mengalami isolasi mandiri, setelah menjenguk warga di Kedung Turi," kata Adi Sutarwijono kepada ANTARA di Surabaya, Rabu.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya untuk melakukan tes swab terhadap Whisnu Sakti Buana sehingga diperoleh kepastian terhadap kondisi yang sebenarnya.
"Termasuk melakukan tracing (pelacakan) untuk mendeteksi asal-muasal penularan. Saya harap bisa diputus mata rantai penularan COVID-19 dan bisa diberikan treatment yang tepat, sebaik-baiknya," ujarnya.
Baca juga: Wakil Wali Kota sepakat Surabaya punya mobil PCR sendiri
Baca juga: Wakil Wali Kota Surabaya akan gelar halalbihalal secara virtual
Adi yang juga Ketua DPRD Surabaya ini berharap Whisnu Sakti Buana bisa melalui situasi ini dengan baik. "Semoga Tuhan YME menguatkan, memberikan kesehatan dan melindungi Mas Whisnu dan keluarga," ujarnya.
Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana sebelumnya mengatakan saat ini telah menjalani karantina mandiri karena dinyatakan berstatus orang dalam pemantauan (ODP) setelah mengunjungi warga Kedung Turi, Kedungdoro, Tegalsari, Kota Surabaya.
"Iya, saya meminta izin kepada Bu Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) untuk menjalani karantina mandiri," kata Whisnu.
Kejadian itu berawal dari Whisnu mendapat kabar adanya pemulangan 15 warga yang tengah menjalani karantina di sebuah hotel kawasan Gubeng Surabaya pada Sabtu (30/5).
Mendapati hal itu, Whisnu menyambangi beberapa warga di Kedung Turi dengan tujuan untuk menguatkan dan menyemangati warga setempat sekaligus ingin mendengar pengalaman selama menjalani karantina pada Ahad (31/5).
Namun, Whisnu mengaku terkejut karena lima dari 15 warga yang semula dinyatakan negatif COVID-19 diralat oleh Pihak Puskesmas Kedungdoro menjadi positif. Hal itu setelah kunjungan Whisnu di kawasan tersebut.*
Baca juga: Surabaya lacak penularan COVID-19 di acara pelantikan kepala sekolah
Baca juga: DPRD pertanyakan penggunaan anggaran penanganan COVID-19 di Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020