• Beranda
  • Berita
  • Program Gerakan Nasi Bungkus Jabar tetap berjalan walau PSBB berakhir

Program Gerakan Nasi Bungkus Jabar tetap berjalan walau PSBB berakhir

3 Juni 2020 17:43 WIB
Program Gerakan Nasi Bungkus Jabar tetap berjalan walau PSBB berakhir
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat (Jabar) sekaligus Ketua Umum Jabar Bergerak, Atalia Praratya Ridwan Kamil. (Dok Humas Pemprov Jabar)

Berasnya tidak boleh dibagikan dalam bentuk beras

Layanan dapur umum untuk Program Gerakan Nasi Bungkus (Gasibu) yang didirikan oleh Pemprov Jawa Barat di masa tanggap darurat COVID-19 terus berjalan walaupun pemberlakuan PSBB berakhir, kata Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat (Jabar) sekaligus Ketua Umum Jabar Bergerak, Atalia Praratya Ridwan Kamil.

"Kami terus melakukan monitoring guna memastikan desa/kelurahan atau kecamatan di seluruh Jabar membuka dapur umum. Kami juga hadir, sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Barat, untuk memastikan bahwa dapur umum berjalan dengan baik dan memastikan bahwa tidak boleh ada warga Jawa Barat yang kelaparan, karena mereka mengalami yang namanya darurat pangan,” kata Atalia, Rabu.

Ia mengatakan untuk mendukung gerakan dapur umum ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan bantuan berupa 100 kilogram beras pe rkelurahan/desa namun, Atalia meminta bantuan beras tersebut diberikan kepada masyarakat sudah dalam bentuk nasi atau nasi bungkus.

"Berasnya tidak boleh dibagikan dalam bentuk beras. Tapi kalau dalam kondisi tertentu tempatnya jauh, tidak memungkinkan (bantuan) ditempatkan di titik kantor kepala desa atau kelurahan, itu bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan masing-masing tetapi tetap harus dilakukan,” katanya.

Baca juga: ACT Lampung bantu warga Tulangbawang dengan buka dapur umum

Baca juga: PKK Sumsel serahkan 800 kg ikan untuk dapur umum penanganan COVID-19


Atalia mengatakan pihaknya ingin memastikan bahwa dapur umum di setiap daerah konsisten dilaksanakan agar tidak ada warga Jabar yang kelaparan di tengah pandemi COVID-19.

"Dan yang paling penting adalah bagaimana kegiatan ini dilakukan dengan konsisten untuk meminimalisir rawan pangan di daerah masing-masing. Karena dampak ekonomi COVID-19 sangat dirasakan oleh masyarakat," katanya.

Menurut dia layanan dapur umum Program Gasibu sendiri merupakan instrumen yang melengkapi sembilan pintu bantuan sosial pemerintah, Sembilan pintu itu adalah Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, bantuan sosial (bansos)dari presiden untuk perantau di Jabodetabek, Dana Desa (bagikabupaten), Kartu Pra Kerja, bantuan tunai dari Kemensos, bansos provinsi, serta bansos dari kabupaten/kota.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil mengatakan pihaknya menggagas Gerakan Nasi Bungkus atau Gasibu yang bertujuan untuk memastikan semua masyarakat Jabar dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya.

Meski begitu, bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah berbeda nilai, jenis, waktu penyebaran dan mekanismenya.

"Jadi akan kita bantu, pintunya ada sembilan pertolongan, namun tanggung jawab kami ada di dua pintu yaitu bansos provinsi dan Gasibu. Sisanya bantuan dari pusat dan kota kabupaten," ujar Kang Emil.

Baca juga: TNI-Polri dirikan dapur umum bantu warga terdampak COVID-19 di Padang

Baca juga: Warga Wirogunan Yogyakarta buka dapur umum bantu mahasiswa indekos

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020