"Diplomasi sains dapat menjadi salah satu cara untuk mendorong kolaborasi internasional antara komunitas ilmiah, pemerintah, dan sektor swasta untuk merespon krisis kesehatan global dengan basis ilmu pengetahuan," kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jakarta, Rabu.
Handoko menuturkan diplomasi sains memiliki peran penting dalam mengkombinasikan kontribusi ilmu pengetahuan dengan kebijakan luar negeri.
"Sampai vaksin COVID-19 ditemukan dan imunisasi massal dilakukan, semua tingkatan masyarakat harus beradaptasi dengan protokol kesehatan melalui mitigasi yang terkontrol dan terukur berbasis data," ujarnya.
Baca juga: Virus SARS-CoV-2 lebih menular dibanding virus corona lain
Baca juga: Si-SUSan dengan sinar UV-C sterilkan ruangan dari virus Corona
Pandemi COVID-19 menjadi tantangan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Kolaborasi sains dinilai dapat menjadi wadah berbagi pengalaman dari negara yang berhasil dalam mengatasi pandemi kepada negara lain yang membutuhkan masukan teknis maupun kebijakan.
Handoko menuturkan kolaborasi dan kerja sama global antar negara di dunia menjadi semakin penting baik dalam penyediaan sarana kesehatan hingga riset bersama terkait COVID-19.
Untuk itu, kolaborasi antar mitra baik dalam maupun luar negeri menjadi penting untuk mendukung penanganan COVID-19 di seluruh dunia.*
Baca juga: LIPI: Ozone nanomist sterilkan kantor hingga makanan dari virus corona
Baca juga: Pakar: Dunia akan kehilangan jika Nepenthes clipeata punah
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020