• Beranda
  • Berita
  • Selandia Baru sediakan pembalut menstruasi gratis bagi siswa perempuan

Selandia Baru sediakan pembalut menstruasi gratis bagi siswa perempuan

3 Juni 2020 22:19 WIB
Selandia Baru sediakan pembalut menstruasi gratis bagi siswa perempuan
Dokumentasi - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memeluk siswa putri saat berkunjung ke Cashmere High School in Christchurch, Selandia Baru (20/3/2019). ANTARA/REUTERS/Edgar Su/aa.

Dengan menyediakan pembalut secara gratis, kami mendukung anak-anak muda ini untuk terus belajar di sekolah,

Pemerintah Selandia Baru menyatakan pada Rabu bahwa pihaknya akan menyiapkan pembalut gratis untuk para siswa perempuan agar mereka tidak lagi bolos sekolah ketika sedang mengalami menstruasi karena tidak mampu mengakses produk sanitasi tersebut.
 
Skema kebijakan terkini untuk melawan kemiskinan terkait menstruasi yang dikenal dengan istilah period poverty itu akan dimulai Juli mendatang dengan 15 sekolah percontohan sebelum nantinya diterapkan di seluruh sekolah pada 2021.

"Dengan menyediakan pembalut secara gratis, kami mendukung anak-anak muda ini untuk terus belajar di sekolah," kata Perdana Menteri Jacinda Ardern dalam sebuah pernyataan, yang menyebut hampir 95.000 anak perempuan usia 9-18 tahun diam di rumah saat menstruasi.

Program tersebut adalah bagian dari realisasi anggaran dana sebesar 2,6 juta dolar Selandia Baru (setara Rp23,6 miliar) yang diumumkan pada bukan lalu untuk mengakhiri period poverty di negara itu.

Baca juga: Koran bekas jadi pembalut wanita di pedalaman Indonesia
Baca juga: India cabut pajak kontroversial untuk pembalut wanita


"Ini adalah inisiatif penting lainnya yang berjalan seiring dengan upaya kami dalam menurunkan angka kemiskinan dan kesulitan pada anak," tulis Ardern menambahkan.

Diperkirakan sekitar setengah dari seluruh perempuan dan anak perempuan di negara-negara miskin dunia terpaksa mengenakan robekan kain, rerumputan, atau kertas dalam masa menstruasi mereka akibat hal yang sama: ketidakmampuan membeli pembalut.

Namun ternyata kemiskinan itu juga terjadi di negara makmur seperti Selandia Baru, yang juga masih bergelut dengan masalah kemiskinan pada anak dan tunawisma, sekalipun ekonomi negara terbilang berhasil dalam beberapa dekade terakhir.

Menurut survei tahun 2019 yang didanai oleh Dewan Riset Kesehatan terhadap lebih dari 7.700 anak muda perempuan, satu dari 12 anak perempuan usia 13-17 tahun dilaporkan tidak masuk sekolah karena tak mempunyai produk sanitasi untuk masa menstruasi mereka.

Kampanye penanggulangan masalah period poverty tingkat global mulai mendapat tempat, dengan Skotlandia menjadi negara pertama di dunia yang menyediakan produk pembalut menstruasi gratis untuk semua perempuan mulai Februari.

Tahun lalu, pemerintah Inggris meluncurkan dana global period poverty untuk membantu semua perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia agar dapat mengakses pembalut di tahun 2050, serta menangkis stigma tentang menstruasi.

Sumber: Reuters

Baca juga: Banyak remaja putri di Nepal diusir dari rumah saat menstruasi
Baca juga: AMPL sebut siswi menstruasi kerap alami perundungan

Pewarta: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020