• Beranda
  • Berita
  • Wall Street dibuka lebih tinggi ketika investor cerna data baru

Wall Street dibuka lebih tinggi ketika investor cerna data baru

3 Juni 2020 22:43 WIB
Wall Street dibuka lebih tinggi ketika investor cerna data baru
Seorang pialang yang menggunakan masker mulai bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange (NYSE) di New York, Amerika Serikat (26/5/2020). ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/aa.

Indeks Dow Jones meningkat 227,90 poin atau 0,89 persen menjadi 25.970,55

Saham-saham pada Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, dibuka lebih tinggi pada pembukaan perdagangan Rabu pagi waktu setempat karena investor mencerna rilis baru tentang data pekerjaan di negara itu.

Sesaat setelah pembukaan perdagangan, Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 227,90 poin atau 0,89 persen menjadi 25.970,55.

Indeks S&P 500 bertambah 22,78 poin atau 0,74 persen menjadi 3.103,60 dan Indeks Komposit Nasdaq naik 31,44 poin atau 0,33 persen menjadi 9.639,81.

Baca juga: Wall Street ditutup menguat ditopang tanda-tanda pemulihan ekonomi

Semua dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi, dengan sektor keuangan naik lebih dari 2 persen pada perdagangan pagi, memimpin kenaikan.

Perusahaan data penggajian A Automatic Data Processing (ADP) melaporkan pada Rabu bahwa swasta di Amerika Serikat kehilangan 2,76 juta pekerjaan pada Mei karena wabah COVID-19 terus mengguncang negara dan membebani pasar tenaga kerja selama sebulan lagi.

Laporan itu, kata ADP, menggunakan data hingga 12 Mei dan tidak mencerminkan dampak penuh dari COVID-19 pada ketenagakerjaan secara keseluruhan.

Pada April, kehilangan pekerjaan di sektor swasta mencapai rekor tertinggi 19,557 juta, menyusul revisi dari pemotongan 20,236 juta yang dilaporkan sebelumnya.

Saham-saham di AS ditutup lebih tinggi pada Selasa dengan rata-rata 30 saham naik lebih dari 260 poin.

"Saat ini ketika ekonomi AS mengalami resesi secara real time, pasar saham mungkin melihat ke depan lagi -- harga dalam pemulihan ekonomi yang bisa bertahan di paruh kedua tahun ini, atau lebih lambat," kata CEO Zacks Investment Management, Mitch Zacks, dalam sebuah catatan pada Rabu, saat menjelaskan kenaikan pasar baru-baru ini di tengah goncangan COVID-19, dikutip dari Xinhua.

Investor juga memonitor dengan cermat kerusuhan nasional atas kematian warga Afrika-Amerika George Floyd mengingat dampak kerusuhan di tengah pandemi dapat menyebabkan kerusakan ekonomi yang abadi.

Baca juga: Emas turun 16 dolar AS karena ambil untung ketika Wall Street menguat
Baca juga: Saham Tokyo ditutup menguat ditopang harapan pemulihan global

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020