Snap mengatakan komentar Trump pekan lalu membuat akun tersebut tidak memenuhi syarat untuk bagian kurasi tempat pengguna menjelajahi konten baru.
"Kami tidak akan memperkuat suara yang menghasut kekerasan rasial dan ketidakadilan dengan memberi mereka promosi gratis di Discover," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Kamis.
"Kekerasan rasial dan ketidakadilan tidak memiliki tempat di masyarakat kita dan kita berdiri bersama dengan semua orang yang mencari perdamaian, cinta, kesetaraan dan keadilan di Amerika," Snapchat melanjutkan.
Saham Snap Inc turun 2,4 persen setelah pengumuman itu.
Akun Snapchat Trump, yang sebagian besar terdiri dari konten kampanye dan tidak mengandung retorika informal seperti yang dia lakukan di Twitter, akan tetap akun publik yang dapat diakses oleh orang yang mengikuti atau mencarinya, menurut Snap.
Saingan Trump, Joe Biden dari Partai Demokrat, yang berusaha menggulingkan Trump dalam pemilihan presiden November, dengan cepat memanfaatkan langkah itu. Dalam sebuah video yang diunggah ke Snapchat, dia mengatakan, bahwa dia bangga mencalonkan diri sebagai presiden "dan masih berada di Snapchat."
Twitter memicu kehebohan pekan lalu dengan memberikan label cek fakta pada beberapa cuitan Trump yang disebut melanggar aturan tentang misinformasi dan melazimkan kekerasan, termasuk cuitan yang menggunakan frasa yang dinilai rasial "ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai."
Sementara Facebook menolak untuk mengambil tindakan apapun pada unggahan yang sama, yang memicu protes karyawan pada Senin (1/6).
Snap tidak merinci komentar Trump mana yang dianggap menghasut, namun CEO Evan Spiegel mengatakan kepada stafnya dalam sebuah memo pada Minggu (31/5), bahwa dia akan "melakukan pembicaraan" pada konten yang memecah belah dan "kekerasan rasial dan ketidakadilan di Amerika."
Dia menegaskan bahwa bagian Discover adalah "platform kurasi, tempat kami memutuskan apa yang kami promosikan."
Snap mengatakan keputusannya untuk menghapus konten presiden dari Discover dibuat pada akhir pekan.
Baca juga: Facebook dan Snapchat kecam ketidaksetaraan ras usai kematian Floyd
Baca juga: Penggunaan Snapchat naik drastis selama WFH akibat corona
Baca juga: Spotify gandeng Snapchat bagikan lagu ke Story
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020