• Beranda
  • Berita
  • Peneliti : Pemerintah perlu fokus perbaiki tingkat konsumsi masyarakat

Peneliti : Pemerintah perlu fokus perbaiki tingkat konsumsi masyarakat

4 Juni 2020 11:11 WIB
Peneliti : Pemerintah perlu fokus perbaiki tingkat konsumsi masyarakat
Ilustrasi: Kondisi kebutuhan pangan di pasar tradisional di Belitung (babel.antaranews.com/kasmono)

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan mengatakan pemerintah perlu fokus untuk memperbaiki tingkat konsumsi masyarakat sebagai salah satu upaya untuk memulihkan perekonomian nasional.

Guna memulihkan ekonomi nasional yang terkena dampak pandemi, perbaikan dari segi konsumsi menjadi perhatian utama pemerintah untuk segera dicarikan jalan keluarnya.

Dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis, menurutnya konsumsi memainkan peranan penting dalam perekonomian. Dengan adanya konsumsi yang meningkat maka akan mendorong terjadinya produksi dan distribusi sehingga menggerakkan roda-roda perekonomian. 

Berdasarkan data BPS pertumbuhan ekonomi sebesar 2,97 persen perbandingan tahun ke tahun dengan kontribusi konsumsi rumah tangga sebesar 1,56 persen. Angka ini turun tajam jika dibandingkan dengan kondisi di kuartal pertama tahun 2019 silam yang mencapai 5,02 persen perbandingan tahunan.

Baca juga: BPS: Inflasi Mei 2020 turun tajam, hanya 0,07 persen

Baca juga: BPS: Nilai Tukar Petani melemah pada Mei, di bawah angka 100

Pingkan menjelaskan melemahnya konsumsi masyarakat dapat terlihat dari rendahnya inflasi.  Berdasarkan data BPS, inflasi bulan Mei 2020 merupakan inflasi terendah sejak 1978 jika dibandingkan dengan bulan-bulan Ramadhan dan Lebaran di tahun-tahun sebelumnya.

Padahal dalam kondisi normal, kata dia, inflasi cenderung tinggi setiap kali menjelang Lebaran karena adanya peningkatan permintaan dan produksi di hampir semua sektor, terutama makanan dan minuman, pakaian dan alas kaki, serta transportasi. Namun, yang terjadi tahun ini berbeda. Dari 90 kota yang dipantau BPS, sebanyak 67 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi.

Sementara itu pemberlakuan skenario new normal ditanggapi pasar secara positif. Hal ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kian menguat dua minggu terakhir.

Seiring dengan IHSG, nilai rupiah pada kurs tengah BI berada di level Rp 14.245. Angka ini juga merupakan posisi terbaik rupiah sejak 5 Maret 2020.


Baca juga: IHSG Kamis terus merangkak naik, hampir sentuh level psikologis 5.000

Baca juga: Analis: Rupiah berpotensi menguat hari ini, didukung sentimen global

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020