Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy dalam keterangannya, Kamis, mengatakan ketersediaan air adalah hal yang sangat penting dalam dunia pertanian terutama saat musim kemarau dan menghadapi musim tanam II.
“Untuk itu kami mendorong petani untuk melakukan percepatan tanam dan kami juga mengajak mereka untuk memanfaatkan embung yang ada,” katanya.
Kementan melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian telah melaksanakan program pengembangan bangunan konservasi air yakni embung sejumlah 12.489 unit dalam kurun waktu 2014-2019.
Pembangunan embung ini diharapkan akan membantu para petani dalam menjaga ketersediaan air bagi usaha taninya untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Bahkan ada pula daerah yang secara swadaya membangun embung untuk keperluan pertanian mereka. Para petani di Desa Banua, Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, misalnya yang mengantisipasi hal tersebut dengan membangun embung.
Ia mengatakan pembangunan embung yang dilakukan di Mamuju adalah langkah tepat untuk mengantisipasi perubahan iklim sekaligus menyambut musim tanam II tahun ini.
“Keberadaan embung sangat membantu sektor pertanian. Khususnya dalam menyiapkan musim tanam dan sebagai antisipasi dampak iklim. Embung pertanian dibangun untuk mempertahankan ketersediaan sumber air di tingkat usaha tani sebagai suplesi air irigasi atau sumber air lainnya,” ujar Sarwo Edhy.
Pemanfaatan embung di Desa Banua, Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju dilakukan pada 2019 oleh Kelompok Tani (Poktan) Mesa Penawa yang diketuai Alferos.
Embung yang dibangun Poktan Mesa Penawa, memanfaatkan aliran air sungai dan mampu mengairi areal seluas 30 hektare dengan hasil yang positif. Tercatat, produktivitas usaha tani mengalami peningkatan, dimana sebelumnya produktivitas sebanyak 3,8 ton/ha, setelah ada embung usaha tani produktivitasnya meningkat menjadi 4,8 ton/ha.
Menurut Ketua Poktan Mesa Penawa, Alferos, para petani menaruh harapan yang tinggi dengan keberadaan embung.
“Dengan adanya bantuan embung ini, diharapkan kebutuhan air untuk para petani terpenuhi sehingga berdampak pada peningkatan produksi,” tuturnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dalam kondisi seperti ini petani harus bisa memanfaatkan semua potensi yang dimilikinya.
“Pertanian Indonesia akan memasuki masa tanam II. Namun, di saat bersamaan kita juga akan menghadapi musim kemarau. Oleh karena itu, kita harus lakukan percepatan tanam dan manfaatkan segera sumber air yang tersedia. Karena bagaimana pun kondisinya, pertanian tidak boleh terganggu, pertanian tidak boleh bermasalah,” tuturnya.
Baca juga: Musim tanam kedua, Pupuk Indonesia percepat distribusi ke gudang-kios
Baca juga: Serikat petani sebut sejumlah wilayah di Jawa mulai musim gadu
Baca juga: Percepat musim tanam kedua, Mentan sebut 5,6 juta hektare siap ditanam
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020