• Beranda
  • Berita
  • BPS : ekspor Sumbar April turun 33,15 persen akibat pandemi COVID-19

BPS : ekspor Sumbar April turun 33,15 persen akibat pandemi COVID-19

5 Juni 2020 16:30 WIB
BPS : ekspor Sumbar April turun 33,15 persen akibat pandemi COVID-19
Petugas melakukan pemeriksaan ikan tuna asal Sumbar yang akan diekspor. (Antara/Iggoy El Fitra)

Untuk komoditas paling besar yaitu minyak kelapa sawit

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat ekspor Sumbar pada April 2020 mengalami penurunan hingga 33,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya karena turunnya permintaan negara tujuan akibat pandemi Corona Virus Disease (COVID-19).

"Pada Maret 2020 ekspor Sumbar mencapai 140,82 juta dolar Amerika Serikat, April 2020 menjadi 94,13 juta dolar AS atau turun 33,15 persen," kata Kepala BPS Sumbar Pitono di Padang, Jumat.

Ia menyampaikan pada April 2020 golongan barang yang paling banyak diekspor adalah lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 65,66 juta dolar AS, dan golongan karet dan barang dari karet 13,88 juta dolar AS.

"Untuk komoditas paling besar yaitu minyak kelapa sawit," kata dia.

Negara tujuan ekspor terbesar pada April adalah India dengan peranan 28,53 persen dan Amerika Serikat 20,01 persen.

Sebaliknya pada April 2020 nilai impor Sumbar mencapai 27,24 juta dolar AS atau naik 27,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Golongan barang impor yang paling banyak adalah bahan bakar mineral 13,48 juta dolar AS dan pupuk 5,31 juta dolar AS.

"Impor dari Singapura menduduki peringkat teratas sebesar 43,70 persen perannya dari total impor Sumbar sepanjang Januari-April 2020," ujarnya.

Sejalan dengan itu ekspor tuna dan lobster asal Kota Padang, Sumatera Barat terhenti sejak terjadi pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) karena negara tujuan menghentikan permintaan untuk sementara waktu.

"Pandemi COVID-19 menyebabkan ekspor ikan asal Padang mandek, akibatnya harga ikan tuna anjlok menjadi hanya Rp27 ribu per kilogram dibandingkan harga ekspor yang menembus Rp54 ribu per kilogram," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang Guswardi.

Menurut dia saat ini nelayan yang biasanya menangkap tuna untuk kebutuhan ekspor lebih memilih menyediakan pasokan lokal kendati harganya turun.

"Ekspor mulai terhenti awal tahun, negara tujuan biasanya Jepang, China dan Amerika Serikat," ujarnya.


Baca juga: Ekspor Riau Januari-April naik 7,88 persen

Baca juga: Ekspor Bali tujuan Australia turun 66,76 persen

Baca juga: Ekspor kayu lapis Kaltim meningkat

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020