• Beranda
  • Berita
  • Luhut: China kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan

Luhut: China kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan

5 Juni 2020 20:11 WIB
Luhut: China kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi/pri.

sebagai negara yang bebas aktif, Indonesia justru harus membangun hubungan yang baik dengan negara manapun. Itu dilakukan guna mendukung kekuatan Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan China menjadi salah satu kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan, termasuk oleh Indonesia.

Hal itu diungkapkannya menyusul banyaknya isu negatif yang berhembus soal keterkaitannya dengan negara tirai bambu, khususnya dalam bidang investasi.

"Supaya anak muda tahu, ekonomi Tiongkok ini hampir 18 persen berpengaruh ke ekonomi global. Amerika kira-kira 25 persen. Jadi suka tidak suka, senang tidak senang, mau bilang apapun, Tiongkok ini merupakan kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan," katanya dalam kuliah umum virtual, Jumat.

Di hadapan para generasi millenial dan generasi Z, Luhut meminta publik tidak berpikiran terlalu sempit soal investasi China ini.

Menurut dia, sebagai negara yang bebas aktif, Indonesia justru harus membangun hubungan yang baik dengan negara manapun. Itu dilakukan guna mendukung kekuatan Indonesia.

"Jadi tidak bisa kita musuhin satu (negara), maunya sama ini saja. Dan juga tidak ada alasan kita bermusuhan," katanya.

Luhut sebelumnya selalu dikaitkan secara negatif dengan investasi China. Begitu pula dengan isu terkait tenaga kerja asal China yang dinilai akan menggusur lapangan kerja tenaga kerja lokal.

Mantan Menko Polhukam itu pun berulang kali menegaskan jumlah TKA China yang datang ke Indonesia sangat kecil. Di kawasan industri Konawe, Sulawesi Tenggara, misalnya, TKA China hanya sekitar 8 persen dari total tenaga kerja yang terserap dalam proyek.

Jumlah TKA China pun diharapkan akan semakin berkurang dengan dibangunnya politeknik di Morowali.

"Terkait Tenaga Kerja Asing (TKA) China, sebenarnya jumlah mereka seperti di Konawe hanya kurang lebih 8 persen dari para pekerja yang ada. Saat ini jumlah TKA juga makin berkurang dengan adanya politeknik di Morowali," katanya beberapa waktu sebelumnya.
Baca juga: Kemenko Maritim katakan TKA China untuk percepat pembangunan smelter
Baca juga: Luhut: Indonesia jadi tujuan investasi nomor empat dunia
Baca juga: China tawarkan proyek infrastruktur di Indonesia di tengah pandemi

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020