"Selama lima hari terakhir, mereka mengungsi di tengah keprihatinan karena kurang pasokan makanan dan air bersih, serta butuh tenda dan selimut karena masih bertahan di luar ruman," katanya kepada ANTARA di Cianjur, Selasa.
Data dari Markas PMI Cianjur di Jalan Pangeran Hidayattulah, Cianjur, relawan telah mendirikan ratusan tenda di empat kecamatan yang paling parah tingkat kerusakannya yaitu Cibinong, Sidangbarang, Pagelaran dan Sukanagara.
"Selain mendirikan tenda berbagai jenis, PMI Cianjur dibantu PMI Sejabodetabek, mendirikan dapur umum dan posko kesehatan di empat kecamatan itu," katanya.
Saat ini ungkap Ruddy, pengungsi membutuhkan sarana MCK yang dinilai sangat minim, serta air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Pihaknya lanjut Ruddy, saat ini telah mengirim satu tangki air bersih berisi 1.000 liter ke setiap lokasi pengungsian.
Ia mengungkapkan, di Kecamatan Pagelaran dan Sukanagara, terdapat 2.500 pengungsi yang memilih bertahan di luar rumah karena rumah mereka rusak berat dan masih dihantui ketakutan gempa susulan.
Pantauan ANTARA, ribuan pengungsi di Kecamatan Sindangbarang dan Sukanagara, memilih melakukan kegiatan puasa di dalam tenda baik siang hingga malam menjelang.
"Kami memilih bertahan hingga ada pernyataan dari pemeritah aman dan gempa tidak akan terjadi lagi gempa. Kami masih takut dan trauma,? kata Deni (32) warga Sindangbarang.
Seperti diketahui, Gempa Tasiklamaya sebesar 7,3 Skala Richter, (Rabu 2/9) lalu, menyebabkan ribuan rumah di 32 kecamatan yang ada di Kabupaten Cianjur mengalami kerusakan sakibatnya 12.266 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat-tempat yang dinilai aman, seperti alun-alun dan areal pesawahan yang ada di sekitar wilayah tersebut.
Di emmpat kecamatan yang dinilai cukup parah yaitu Cibinong, Sidangbarang, Pagelaran dan Sukanagara, tercatat 1.884 rumah mengalami rusak berat dan ribuan lainnya rusak ringan.(*)
Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009