• Beranda
  • Berita
  • Prancis tetap dukung prinsip "satu negara, dua sistem" di Hong Kong

Prancis tetap dukung prinsip "satu negara, dua sistem" di Hong Kong

6 Juni 2020 18:54 WIB
Prancis tetap dukung prinsip "satu negara, dua sistem" di Hong Kong
Seorang polisi huru-hara menembakkan senjatanya dalam protes di Central, saat pembacaan kedua undang-undang lagu kebangsaan kontroversial sedang berlangsung di Hong Kong, China, Rabu (27/5/2020). (REUTERS/Tyrone Siu/nz/cfo)

Presiden mengatakan ia memantau situasi (di Hong Kong) dengan cermat dan menegaskan dukungan Prancis terhadap prinsip "satu negara, dua sistem

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pesan ke Presiden China Xi Jinping bahwa ia memperhatikan kejadian di Hong Kong dengan cermat dan tetap mendukung pemberlakuan prinsip "satu negara, dua sistem" di kota semi-otonom itu, demikian pernyataan Istana Kepresidenan Prancis, Elysee.

"Presiden mengatakan ia memantau situasi (di Hong Kong) dengan cermat dan menegaskan dukungan Prancis terhadap prinsip "satu negara, dua sistem," kata pejabat terkait, Sabtu.

Parlemen China belum lama ini mengesahkan undang-undang keamanan baru di Hong Kong. Sejumlah aktivis demokrasi, diplomat, dan beberapa pelaku usaha, khawatir beleid itu dapat mengganggu status semi otonom Hong Kong dan perannya sebagai salah satu pusat perputaran uang dunia.

Undang-Undang itu juga sempat meningkatkan ketegangan antara Washington dan Beijing, serta mendorong Uni Eropa menyampaikan "kekhawatiran mendalam" terkait beleid baru itu pada minggu lalu.

Baca juga: Inggris berencana tawarkan kewarganegaraan bagi warga Hong Kong
Baca juga: Keputusan Inggris bawa kasus Hong Kong ke DK PBB picu kemarahan China


Pejabat Istana Kepresidenan Elysee mengatakan Macron dan Xi membahas isu Hong Kong selama kurang lebih satu setengah jam via telepon, Jumat (5/6).

Elysee telah mengumumkan Macron dan Xi akan berbincang via telepon, Jumat. Namun, tak ada informasi mengenai Hong Kong.

Pernyataan dari Istana Kepresidenan Prancis mengumumkan keduanya juga membahas kemungkinan kerja sama menanggulangi pandemi COVID-19.

Macron menekankan Organisasi Kesehatan Dunia punya peran penting menghadapi COVID-19, penyakit menular yang disebabkan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2).

Dalam kesempatan berbeda, Pemerintah Amerika Serikat menyalahkan WHO karena tidak tanggap mengendalikan krisis kesehatan akibat COVID-19.

Sumber: Reuters

Baca juga: Legislator Hong Kong sahkan RUU lagu kebangsaan di tengah protes
Baca juga: PM Johnson ingatkan China: Inggris tidak akan tinggalkan Hong Kong

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020