Pabrik Gula Cinta Manis di Desa Lubuk Keliat, Kecamatan Tanjungbatu, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, mulai menggiling tebu pada Juni untuk mengejar target produksi PTPN VII sebanyak 104 ton gula putih tahun 2020.proses tebang, muat, angkut, dan giling di pabrik sangat menentukan supaya bisa mencetak laba tahun ini
Direktur PTPN VII Doni P Gandamihardja dalam keterangan resminya yang diterima di Palembang, Sabtu, mengatakan proses giling tebu tersebut dilakukan anak perusahaan PTPN VII yakni PT Buma Cima Nusantara (BCN) dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah, warga dan karyawan PT BCN atas terlaksananya giling tahun 2020,” kata Doni setelah acara seremoni penggilingan perdana 2020.
Doni mengatakan meskipun kondisi tanaman tebu belum maksimal seperti yang diharapkan tapi perusahaannya sangat optimistis akan mencetak laba pada tahun ini.
Untuk itu, PTPN VII berharap Pabrik Gula Cinta Manis ini dapat memaksimalkan produk gula kristalnya.
“Walau modal awal adalah batang tebu, tapi proses tebang, muat, angkut, dan giling di pabrik sangat menentukan supaya bisa mencetak laba tahun ini,” kata dia.
Menurutnya, perkebunan Cinta Manis Ogan Ilir ini memiliki hasil tebu yang terbilang cukup baik karena memiliki rendemen dan kualitas.
Sementara itu, SEVP Operation II PTPN VII Dicky Tjahyono mengatakan pada musim giling tahun 2020 ini dua pabrik milik PT BCN dinilai jauh lebih siap dari sisi operasional jika dibandingkan sebelumnya.
“Alat pencacah tebu yang pada tahun sebelumnya tidak berfungsi maksimal, tahun ini sudah mendapat penggantian,” kata dia.
Ia menjelaskan, proses penggilingan tebu yang dimulai 6 Juni ini akan berlangsung selama 140 hari dengan perkiraan pendapatan Rp1,1 triliun.
Setelah Pabrik Gula Cintamanis, pihaknya akan segera menyiapkan pembukaan giling 2020 untuk Pabrik Gula Bungamayang berkapasitas terpasang 7.500 TCD pada 24 Juni mendatang.
Sekretaris Kabupaten Ogan Ilir Herman yang turut hadir dalam acara seremoni itu, meminta PT BCN untuk terus berjuang menjalankan usaha di daerahnya.
Ia mengatakan sejak dibuka pada 1984, PG Cintamanis terus beroperasi meskipun menghadapi tantangan internal dan eksternal.
“Kami tak bisa bayangkan, bagaimana daerah ini kalau PTPN VII tidak membuka kebun di sini, mungkin Ogan Ilir belum berkembang seperti saat ini,” kata dia.
Baca juga: Redam lonjakan harga, Mendag sidak pabrik gula
Baca juga: Holding Perkebunan Nusantara targetkan produksi gula 1 juta ton
Baca juga: PTPN XI siap giling gula mulai Juni 2020 dengan protokol COVID-19
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020