IHSG BEI pekan depan diprediksi masih positif

6 Juni 2020 22:12 WIB
IHSG BEI pekan depan diprediksi masih positif
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat dibukanya perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/5/2020). IHSG dibuka menguat 32,16 poin atau 0,71 persen ke posisi 4.578,11 pada pukul 09.25 WIB. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

IHSG pekan depan kami perkirakan akan konsolidasi menguat

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan depan diprediksi masih bergerak positif melanjutkan tren peningkatan sepanjang minggu pertama Juni 2020 ini.

"IHSG pekan depan kami perkirakan akan konsolidasi menguat," kata Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: IHSG akhir pekan menguat seiring masih positifnya sentimen global

Menurut Hans, IHSG pekan depan diperkirakan akan dipengaruhi sejumlah sentimen yaitu data tenaga kerja Amerika Serikat akhir pekan yang membaik dibandingkan perkiraan turun oleh pelaku pasar.

Data Pengangguran di Negeri Paman Sam membaik ke posisi 13,3 persen, mengindikasikan pemulihan ekonomi yang lebih cepat.

Baca juga: IHSG Jumat pagi dibuka jatuh 2,49 poin

Sentimen lainnya adalah kerusuhan sosial di Amerika Serikat, yang sejauh ini tidak mendapat perhatian pasar saham.

"Tetapi bila berlangsung lama akan merusak kepercayaan konsumen, meningkatkan penyebaran COVID-19 dan mengganggu rencana pembukaan ekonomi sehingga mengganggu tren naik pasar saham," ujar Hans.

Baca juga: IHSG ditutup jatuh 24,3 poin, dipicu perpanjangan PSBB Jakarta

Selain itu, sentimen berikutnya terkait memanasnya hubungan Amerika dan China yang berlangsung dari pekan sebelumnya, yang juga masih menjadi perhatian pasar.

Kemudian, lanjut Hans, ada juga ekspansi stimulus oleh Bank Sentral Eropa (ECB) sebesar 600 miliar Euro, yang di atas harapan pelaku pasar.

Baca juga: Wimboh nilai kebijakan OJK berpengaruh positif terhadap pasar modal

"Ini menjadi sentimen positif pasar keuangan," kata Hans.

Sentimen terakhir yaitu prediksi jeleknya data pertumbuhan ekonomi Eropa, yang berpotensi menjadi sentimen negatif pasar.

"Kami perkirakan data ekonomi berbagai negara masih akan jelek terimbas penguncian ekonomi akibat pandemi COVID-19," ujar Hans.

Baca juga: IHSG Kamis terus merangkak naik, hampir sentuh level psikologis 5.000

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020