• Beranda
  • Berita
  • BKPM: IA-CEPA diharapkan dorong Investasi Indonesia-Australia

BKPM: IA-CEPA diharapkan dorong Investasi Indonesia-Australia

7 Juni 2020 12:36 WIB
BKPM: IA-CEPA diharapkan dorong Investasi Indonesia-Australia
Dokumentasi. Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Perdana Menteri Australia Scott Morrison (kanan) menyampaikan keterangan pers seusai pertemuan bilateral di gedung parlemen Australia, Canberra, Australia, Senin (10/2/2020). Kedua negara menyepakati ratifikasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia/aww.

Perjanjian ini diharapkan dapat mendorong penyebaran investasi yang lebih merata ke seluruh Indonesia

Kemitraan Komprehensif di bidang ekonomi antara Indonesia Australia atau Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) diharapkan bisa mendorong pertumbuhan investasi di kedua negara selama fase pemulihan COVID-19.

"Perjanjian ini diharapkan dapat mendorong penyebaran investasi yang lebih merata ke seluruh Indonesia," kata Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Wisnu Wijaya Soedibjo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Wisnu menyampaikan hal tersebut dalam diskusi yang digelar Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Sydney bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra (KBRI Canberra) dan asosiasi pengusaha Australia Indonesia Business Council (AIBC).

Diskusi digelar menjelang implementasi perjanjian IA-CEPA pada 5 Juli 2020 ini diikuti oleh 241 peserta dari Indonesia dan Australia.

Wisnu menjelaskan IA-CEPA juga diharapkan dapat memberikan peluang bagi pelaku usaha daerah untuk memasarkan produknya ke Australia dan juga berkolaborasi sebagai mitra lokal bagi investor Australia yang berinvestasi di Indonesia.

Ia menuturkan Australia merupakan investor terbesar ke 10 pada periode Januari-Maret 2020 dengan total investasi sebesar 86 juta dolar AS (sekitar Rp1,2 triliun) dengan jumlah 324 proyek investasi.

"Strategi untuk meningkatkan realisasi investasi, diantaranya tetap melakukan pendekatan kepada investor Penanaman Modal Asing (PMA) yang berminat melakukan investasi di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi digital seperti video conference; berkoordinasi langsung dengan kementerian/lembaga terkait kendala perizinan perusahaan; dan perlakuan yang sama kepada semua negara," jelasnya.

Sementara itu, Duta Besar RI Kristiarto S. Legowo menyampaikan hubungan antara Indonesia dan Australia saat ini masih terjalin dengan baik di tengah pandemi COVID-19.

"Saat ini, Indonesia dan Australia sedang menyiapkan implementasi IA-CEPA yang tentunya akan menguntungkan kedua negara. Early outcomes IA-CEPA mencakup beberapa sektor penting seperti layanan keuangan, inovasi makanan, desain mode dan perhiasan, standar makanan dan obat, produk herbal dan spa," jelas Kristiarto.

Ada pun Direktur IIPC Sydney Henry Rombe menyampaikan di tengah kondisi ekonomi dunia yang belum kembali pulih, implementasi IA-CEPA merupakan salah satu solusi untuk membangkitkan kembali aktivitas di sektor ekonomi, khususnya dalam hal investasi dan perdagangan antara Indonesia dan Australia.

"Sebagai perwakilan BKPM di Australia, adanya IA-CEPA memberikan peluang kerja sama dalam investasi lebih besar bagi kedua negara. Dan tidak hanya sekedar investasi, namun juga meningkatkan competitiveness dan skill tenaga kerja Indonesia," kata Henry.

Pemerintah maupun pebisnis Australia menunjukkan antusiasme besar menyambut berlakunya IA-CEPA. Stephanie Fahey CEO AUSTRADE mengemukakan komitmen Australia terhadap IA-CEPA. Rencana kegiatan 100 hari setelah berlakunya IA-CEPA sudah disiapkan, diantaranya Minister-led business delegation dari Australia untuk Indonesia; Economic, Trade and Investment Minister’s Meeting by Senior Economic Officials; dan CEO Roundtable Meeting.

"Dalam konteks IA-CEPA, AUSTRADE memiliki fokus investasi dalam bidang edukasi, business investment, dan juga inovasi. Edukasi merupakan fokus utama karena melihat kebutuhan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerjanya. Selain itu, beberapa kampus Australia juga sudah memulai rancangan ekspansinya ke Indonesia," ujar Stephanie.

Sedangkan Director Trade and International Affairs Australian Chamber of Commerce and Industry Bryan Clark menekankan manfaat IA-CEPA harus dirasakan kedua negara, tidak boleh berat sebelah.

"Penting untuk mengingat aspek ‘Comprehensive’ dalam kerja sama ini. Artinya kedua pihak, Australia dan Indonesia, memiliki peran dan keunggulan di masing-masing sektor yang dapat saling melengkapi, khususnya sektor ekonomi digital," ungkap Bryan.

Baca juga: Perjanjian ekonomi Indonesia-Australia CEPA berlaku 5 Juli 2020
Baca juga: IA-CEPA ditindaklanjuti dengan kunjungan pebisnis Australia


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020