Peristiwa tabrak lari yang menewaskan seorang penumpang Vespa modifikasi serta lima lainnya terluka di Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur, Sabtu (6/6), akibat motor tidak dipasang lampu.kecelakaan terjadi karena vespa tidak dilengkapi lampu dan kondisi jalan gelap karena tidak ada penerangan jalan umum (PJU)
"Tersangka FP mengaku kepada polisi kehilangan fokus berkendara sebab keadaan jalan saat itu gelap," kata Kanit Laka Lantas Polrestro Jakarta Timur AKP Agus Suparyanto di Jakarta, Senin.
FP saat kejadian mengendarai mobil sedan Hyundai B 1008 KYE melaju dengan kecepatan 50-60 kilometer per jam dari arah timur ke barat.
"Yang bersangkutan habis main dari rumah temannya, mungkin karena bosan di rumah selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ini," katanya.
Tepat pukul 02.00 WIB, kata Agus, dua unit motor Vespa berkonvoi dengan posisi berjajar menutup lintasan jalan.
Satu Vespa modifikasi beroda empat dengan empat penumpang, serta satu Vespa normal dengan dua penumpang.
"Mereka jalan berjejer, yang Vespa modifikasi berada di jalur cepat dan Vespa biasa di jalur lambat. Nah Vespa yang beroda empat ini tidak ada lampunya," kata Agus.
Baca juga: Penabrak enam penumpang Vespa di BKT berstatus tersangka
Tepat di depan Bumi Pospera Car Wash mobil tersangka berada di belakang konvoi pengendara Vespa.
"Di tempat kejadian gelap dan banyak pohon, pengemudi kaget tidak lihat tanda ada motor. Motor tidak ada lampu dan PJU gelap," katanya.
Beberapa saat sebelum tabrakan terjadi, kata Agus, FP hanya melihat lampu motor Vespa yang berada di lajur lambat, sehingga dia memutuskan menyalip dari jalur cepat.
Baca juga: Enam penumpang Vespa modifikasi jadi korban tabrak lari di BKT
"Rupanya di lajur cepat ada Vespa modifikasi berpenumpang empat orang dan tertabrak hingga penumpangnya mental," katanya.
Korban tewas mengalami luka pendarahan di tempurung kepala, sementara lima lainnya terluka di kaki.
Baca juga: Pelaku tabrak lari di BKT menangis saat ditangkap
Kemudian FP bergegas keluar dari mobil dan melarikan diri karena takut.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020