• Beranda
  • Berita
  • Dinkes koreksi pernyataan Wali Kota Bandung soal klaster baru COVID-19

Dinkes koreksi pernyataan Wali Kota Bandung soal klaster baru COVID-19

8 Juni 2020 20:20 WIB
Dinkes koreksi pernyataan Wali Kota Bandung soal klaster baru COVID-19
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rita Verita. (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rita Verita meluruskan dan mengoreksi pernyataan Wali Kota Bandung, Oded M Danial soal adanya tiga klaster baru COVID-19.

Menurut Rita, munculnya empat orang positif baru di tiga pasar di Kota Bandung tidak bisa disebut sebagai klaster baru. Pasalnya, istilah klaster merujuk pada banyaknya jumlah pasien baru COVID-19 di sebuah lokasi dan dalam momen yang bersamaan.

"Enggak lah, cuma empat orang kok, kalau satu pasar semuanya (baru bisa disebut klaster)," kata Rita di Balai Kota Bandung, Senin.

Sehingga hal tersebut juga menjadi koreksi bagi pernyataan Oded soal tiga klaster baru. Oded juga menyatakan bahwa dirinya telah menyadari pernyataan tersebut adalah keliru.

"Salah, itu ralat ya, bukan klaster itu, saya salah sebut," kata Oded.

Baca juga: Pemkot Bandung tutup tiga pasar setelah empat orang positif COVID-19
Baca juga: Wali Kota nyatakan ada tiga klaster baru COVID-19 di Bandung


Sebelumnya, Oded menyatakan ada 10 orang yang dinyatakan positif COVID-19, mulai dari pedagang pasar, tenaga kesehatan, dan pengendara ojek online. Saat itu, hal tersebut ia nyatakan sebagai klaster baru.

"Dua hari terakhir kemarin ada 10 orang yang positif itu terdiri klasternya dari pasar, tiga klaster lah, nakes (tenaga kesehatan) terpapar juga, satu lagi ojol (ojek online) atau apa lah, ada tiga klaster," kata Oded.

Selain itu, Rita juga mengoreksi pernyataan Oded soal jumlah pasien positif COVID-19. Menurut hitungannya, hanya ada delapan pasien positif COVID-19 baru, bukan 10 pasien.

Delapan pasien positif COVID-19 tersebut terdiri dari empat pedagang pasar, empat tenaga kesehatan. Sedangkan dua pengendara ojek online, masih menunggu hasil swab test setelah dinyatakan reaktif COVID-19 berdasarkan rapid test.

"Dari 45 orang (ojek online), dua orang reaktif dan sudah ditindaklanjuti dengan swab test, jadi tinggal menunggu hasilnya. Berarti tidak ada kluster baru, apalagi ojol cuma dua, dan rapid bukan swab," kata Rita.

Baca juga: PSBB maksimal diterapkan lagi di Bandung jika kasus COVID-19 meningkat
Baca juga: Disperindag Jabar: 23 mal di Kota Bandung ajukan kesiapan "new normal"
Baca juga: RSHS Bandung siap buka layanan kesehatan non-COVID-19

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020