"Solidaritas yang kita lihat di jalanan kota di seluruh dunia sekarang harusnya memberi kita harapan," kata musisi itu dalam rekaman video yang diberikan kepada Reuters, Senin (8/6).
Baca juga: "Mamma Mia! Here We Go Again" untuk penggemar berat ABBA
Baca juga: Musik angklung iringi lagu ABBA di London
Kematian pria Afrika-Amerika George Floyd pada 25 Mei lalu memicu unjuk rasa di dunia atas perlakuan polisi yang semena-mena terhadap etnis minoritas. Seorang polisi kulit putih menindih lehernya selama hampir sembilan menit.
Musisi, yang baru-baru ini menghabiskan waktu mengisolasi diri di Swedia karena virus corona, mengutuk orang-orang yang "tak punya imajinasi atau keinginan untuk memikirkan rasanya jadi perempuan atau lelaki dengan kulit berwarna", menambahkan dia yakin orang-orang seperti itulah yang akan jadi minoritas.
Ulvaeus membandingkan gerakan Black Lives Matter dengan #MeToo yang melawan pelecehan seksual, mengatakan keduanya "adalah tentang memandang orang di sekitarmu setara".
"Saya melihat cucu-cucu tumbuh tanpa sedikitpun racun rasisme, dan saya pikir mereka akan tetap seperti itu," tambah dia.
Baca juga: Cher lantunkan lagu ABBA berbahasa Spanyol bantu perangi COVID-19
Baca juga: "Super Trouper", pameran ABBA dibuka di London
Baca juga: Penggemar ABBA siap-siap bernostalgia pada teater musikal "Mamma Mia!"
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020