Jika masih kedapatan ada orang yang tidak menggunakan masker, tidak jaga jarak fisik, dan tidak mengindahkan protokol baru COVID-19, Malioboro akan saya tutup. Harus ada sikap tegas karena aktivitas di Malioboro mulai menggeliat.
Pemerintah Kota Yogyakarta menegaskan akan menutup kawasan utama wisata di kota tersebut, Malioboro, jika masih banyak pengunjung maupun pedagang dan seluruh komunitas di kawasan tersebut yang membandel dengan mengabaikan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
“Jika masih kedapatan ada orang yang tidak menggunakan masker, tidak jaga jarak fisik, dan tidak mengindahkan protokol baru COVID-19, Malioboro akan saya tutup. Harus ada sikap tegas karena aktivitas di Malioboro mulai menggeliat,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Selasa.
Heroe yang melakukan pemantauan secara langsung di Malioboro pada Selasa (9/6) sore mengatakan, masih menemukan banyak warga yang tidak mengindahkan aturan penggunaan masker, padahal kawasan Malioboro adalah kawasan wajib masker.
Baca juga: Satpol PP DIY akan tempatkan ratusan personel di Malioboro
Selain itu, lanjut dia, masih banyak warga yang terlihat berkerumun tanpa menjaga jarak aman.
“Langsung saya apelkan Jogoboro (petugas keamanan di kawasan Malioboro) untuk melakukan pemantauan kondisi. Jika dalam dua hari ini masih ditemukan banyak warga yang mengabaikan aturan kesehatan, Malioboro akan diusulkan ditutup dulu,” katanya.
Dalam dua hari tersebut, lanjut dia, akan dilakukan pemantauan bahkan inspeksi mendadak untuk mengukur apakah Malioboro bisa tetap melangkah menuju new normal atau harus dilakukan penutupan terlebih dulu.
“Jika masih banyak yang tidak pakai masker, tidak jaga jarak, tidak sering cuci tangan, masih dibutuhkan upaya edukasi lebih intensif,” katanya.
Baca juga: Sultan HB X akan menutup Malioboro jika protokol kesehatan diabaikan
Untuk penutupan kawasan wisata tersebut, lanjut dia, bisa saja dilakukan selama tiga hari atau sampai dirasa seluruh pihak yang beraktivitas di kawasan tersebut siap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Heroe khawatir, jika masyarakat tetap mengabaikan protokol kesehatan maka tidak menutup kemungkinan Malioboro akan berubah menjadi tempat wisata yang justru tidak aman dan nyaman bagi siapa saja.
“Oleh karenanya, seluruh pihak harus saling menjaga untuk menciptakan Malioboro supaya tetap aman dan nyaman bagi siapa saja yaitu menggunakan masker, jaga jarak dan sering cuci tangan,” katanya.
Ia menegaskan, tanggung jawab untuk menjalankan protokol kesehatan tidak hanya berada di pundak petugas keamanan saja tetapi juga wisatawan yang datang hingga komunitas yang sehari-hari beraktivitas di Malioboro seperti pengemudi becak, kusir andong, dan pedagang.
Untuk saat ini, lanjut dia, pengunjung yang kedapatan tidak mengenakan masker akan dipersilakan segera meninggalkan Malioboro.
“Saat ini, kami juga sedang menyiapkan protokol baru yang akan dijalankan di semua bidang. Untuk selanjutnya diuji coba dan diterapkan secara terbatas dan bertahap,” katanya.
Pada Selasa (9/6) tidak ada penambahan kasus positif COVID-19 di Kota Yogyakarta sehingga sampai saat ini masih ada tujuh pasien positif yang menjalani perawatan dengan 21 pasien sudah sembuh dan satu meninggal dunia.
Namun demikian terdapat penambahan tujuh orang dalam pemantauan (ODP) dan satu pasien dalam pengawasan (PDP).
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020