Ekonomi minim kontak terjadi di mana ekonomi tetap berjalan produktif tapi dengan kontak antar manusia seminimal mungkin karena penerapan protokol pencegahan penularan COVID-19.
"Masih banyak ruang untuk kita mengoptimalkan digital sehingga new normal tidak harus menimbulkan risiko yang mengkhawatirkan yaitu second wave (gelombang kedua)," kata Menristek Bambang dalam gelar wicara virtual di Jakarta, Selasa.
Untuk mendukung ekonomi minim kontak, diperlukan optimalisasi teknologi digital, informasi dan komunikasi di berbagai bidang seperti perdagangan, pelayanan medis dan pendidikan.
Menristek Bambang mengatakan penguatan infrastruktur untuk teknologi informasi dan komunikasi juga perlu diarusutamakan. Teknologi digital dan teknologi informasi dan komunikasi akan membantu mengurangi konektivitas langsung antar manusia.
"Pandemi ini sebenarnya untuk upaya mempercepat dilakukannya revolusi industri keempat," ujarnya.
Teknologi digital itu yang sudah dimanfaatkan dan perlu diperkuat antara lain untuk perdagangan dalam jaringan (e-commerce), pembayaran tanpa uang tunai, pendidikan jarak jauh, pelayanan medis jarak jauh, serta acara hiburan dalam jaringan.
Menristek Bambang menuturkan peritel harus melakukan perubahan perilaku bisnis ke arah digital karena masyarakat ke depan akan semakin berbelanja lebih mudah dalam jaringan.
"Jangan sampai segala sesuatu yang dilakukan selama pandemi berbasis digital seolah-olah darurat," tuturnya.
Selain itu, dunia pendidikan akan lebih memanfaatkan teknologi digital yang membantu proses belajar mengajar sehingga tidak sepenuhnya belajar mengajar harus terjadi di dalam kelas. Ada materi pembelajaran yang bisa disampaikan dalam jaringan dan ada materi yang perlu diajarkan di sekolah.
Baca juga: Gerakan #BangkitLagi ajak jalankan ekonomi di era normal baru
Baca juga: Bambang Soesatyo: Ekonomi-kesehatan jadi perhatian dalam normal baru
Baca juga: Menhub paparkan dua keuntungan tatanan kehidupan normal baru
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020