Dokter spesialis Gizi Klinik, RS Pondok Indah Bintaro Jaya, dr Diana Felicia Suganda. M.Kes. Sp.GK mengatakan bahwa kebutuhan vitamin C harian hanya sekira 90 mg hingga 105 mg dan hal tersebut bisa didapatkan dari buah-buahan seperti jeruk, kiwi, jambu biji dan lainnya.
"Sebenarnya harus kembali ke prinsip gizi seimbang, ada karbohidrat, protein dan lemak. Kalau konsumsi gizi seimbangnya sudah cukup, enggak perlu tambah suplemen. Kalau kurang baru boleh tapi tidak semua orang harus mendapat suplemen vitamin C 1000mg," kata dr Diana dalam bincang-bincang virtual, Rabu.
Mengonsumsi vitamin C 1000mg setiap hari akan mendatangkan efek samping dalam jangka panjang seperti mual, nyeri ulu hati, muntah, insomnia dan tidak bisa tidur.
Dr Diana mengatakan konsumsi vitamin C maksimal hanya boleh sebesar 250mg dan itu berlaku untuk para perokok. Jika Anda sudah menjalani pola hidup sehat dan seimbang, maka tidak diperlukan meminum suplemen vitamin C 1000mg.
"Dari guava aja kalau mau, satu buah guava itu vitamin C-nya 126mg, jeruk itu 69mg, kiwi 166mg. Cari saja buah-buahan yang berwarna merah dan orange," kata dr. Diana.
"Kalau tenaga kesehatan baru boleh asup vitamin C 500mg-1000mg tapi itu juga tidak setiap hari, harus diselang-seling. Karena itu tadi kebutuhan vitamin C kita hanya 90mg-105mg," lanjutnya.
Baca juga: Studi: vitamin K dalam bayam, telur dan keju bantu cegah COVID-19
Baca juga: Peneliti temukan korelasi vitamin D dan kematian COVID-19
Baca juga: Ahli: Konsumsi buah dan sayur bisa tekan penyebaran penyakit
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020