• Beranda
  • Berita
  • Saat pemakaman, Floyd dipuji sebagai "landasan gerakan anti rasisme"

Saat pemakaman, Floyd dipuji sebagai "landasan gerakan anti rasisme"

10 Juni 2020 13:26 WIB
Saat pemakaman, Floyd dipuji sebagai "landasan gerakan anti rasisme"
Kereta kuda membawa peti jenazah George Floyd, yang tewas saat di tahan polisi Minneapolis sehingga memicu protes nasional yang bernuansa rasial, menuju ke pemakaman Houston Memorial Gardens di Pearland, Texas, AS, Selasa (9/6/2020), ANTARA FOTO/Reuters-Goran Tomasevic/hp.

Ini bukan hanya pembunuhan tetapi kejahatan rasial

George Floyd, seorang pria kulit hitam yang tewas setelah lehernya digencet dengan lutut oleh polisi kulit putih, membangkitkan protes di seluruh dunia terhadap ketidakadilan rasial, diabadikan pada pemakamannya pada hari Rabu (10/6).

Seorang pria biasa yang mampu menjadi "landasan dari sebuah gerakan anti rasisme"

Acara pemakaman George Floyd di sebuah gereja di Houston disiarkan langsung oleh semua jaringan televisi utama di Amerika Serikat.

Pemakaman Floyd juga dihadiri oleh anggota keluarga, tokoh serta politisi.

Floyd dimakamkan hari ini, Rabu, (10/6) setelah aksi unjuk rasa meletus di seluruh kota-kota besar di Amerika Serikat, bahkan di Asia dan Eropa seperti di London, Inggris.

Aksi unjuk rasa itu dipicu oleh rekaman video yang menunjukkan George Floyd (46) diborgol dan terbaring telungkup di jalan Minneapolis, sementara seorang polisi kulit putih berlutut di lehernya selama hampir sembilan menit.

Baca juga: Setelah insiden Floyd, Minneapolis berencana "tutup" kepolisian
Baca juga: Demokrat hati-hati tanggapi desakan kurangi anggaran kepolisian di AS


Video itu menunjukkan Floyd terengah-engah ketika dia berteriak, "Mama," dan mengeluh, "tolong, aku tidak bisa bernapas," sebelum tewas.

Seorang polisi bernama Derek Chauvin (44) dan tiga polisi lainnya dituduh melakukan pembunuhan tingkat dua atas kematian Floyd pada 25 Mei.

Kata-katanya saat Floyd sekarat telah menjadi seruan bagi puluhan ribu pengunjuk rasa di seluruh dunia.

Puluhan ribu pengunjuk rasa tidak gentar oleh pandemi virus corona, menuntut keadilan bagi Floyd dan mengakhiri penganiayaan terhadap minoritas oleh penegak hukum AS.

"Aku bisa bernafas. Dan selama aku bernafas, keadilan akan ditegakkan," kata keponakan Floyd, Brooke Williams dalam pidato saat pemakaman Floyd yang mendapat tepuk tangan meriah dari para pelayat di dalam Gereja "Fountain of Praise" di Houston.

"Ini bukan hanya pembunuhan tetapi kejahatan rasial."

Williams, salah satu dari beberapa kerabat dan teman, yang berpakaian serba putih, mengingat Floyd sebagai kepribadian yang penuh kasih.

Saudara laki-laki Floyd, Filonise, yang terisak dalam kesedihan, memberi tahu para pelayat, "George adalah sosok manusia super bagi saya."

Sementara itu pendeta sekaligus aktivis hak asasi manusia, Al Sharpton, menyebut Floyd "seorang laki-laki biasa" yang meninggalkan warisan besar.

"Tuhan mengambil Floyd dan menjadikannya landasan dari sebuah gerakan yang akan mengubah seluruh dunia," kata Sharpton.

Dia menambahkan bahwa keluarga Floyd akan memimpin pawai di Washington pada 28 Agustus untuk menandai peringatan pidato "I Have a Dream" yang dilontarkan pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King Jr pada tahun 1963.

Sekitar 2.500 orang menghadiri pemakaman George Floyd. Bendera Amerika berjejer di jalanan di luar gereja. Bunga dan karangan bunga ditempatkan di sekitar foto Floyd.

Reuters

Baca juga: Kasus George Floyd dan krisis demokrasi Amerika Serikat
Baca juga: PM Inggris sebut kemarahan atas kematian Floyd tidak dapat diabaikan

 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020