• Beranda
  • Berita
  • Penumpang kereta di Tokyo bisa pantau kondisi gerbong lewat aplikasi

Penumpang kereta di Tokyo bisa pantau kondisi gerbong lewat aplikasi

10 Juni 2020 14:11 WIB
Penumpang kereta di Tokyo bisa pantau kondisi gerbong lewat aplikasi
Kereta di Jepang (Pixabay)
Penumpang kereta di Tokyo, Jepang, bisa menghindari jam-jam sibuk di tengah pandemi lewat aplikasi yang dibuat oleh operator kereta East Japan Railway Co. atau JR East mulai pertengahan Juli.

Aplikasi itu akan memudahkan penumpang mengetahui seberapa padat jalur kereta api di Tokyo dan sekitarnya. Ada lima kondisi yang bakal diberitahukan kepada pengguna aplikasi, mulai dari "bisa duduk" hingga "sangat padat", dan informasinya akan diperbarui setiap lima menit.

Dilansir Kyodo, meski layanan ini telah tersedia untuk kereta JR Yamanote sejak Maret 2014, perusahaan memutuskan untuk memperluas jangkauan setelah melihat kebutuhan di tengah pandemi virus corona.

Menurut perusahaan tersebut, aplikasi diakses sekitar 1000 kali per hari sebelum pandemi, lalu meningkat jadi 10.000 per hari setelah wabah merebak, dan 30.000 hari ada Senin.

Sejak Mei, sebanyak 13 jalur kereta api melintasi area metropolitan Tokyo, termasuk jalur JR Chuo dan Tokaido, telah merilis informasi di laman resmi dan aplikasi mengenai kondisi kepadatan penumpang setiap 30 menit.

Sementara itu, Yahoo Japan Corp juga menambahkan fitur baru dalam aplikasi pencarian rute kereta yang akan menunjukkan pengguna mana jalur yang padat pada waktu tertentu, sehingga pengguna bisa memilih jalur yang lebih sepi dan mencegah penyebaran virus.

Fungsi baru ini akan bisa diterapkan pada total 65 jalur kereta JR dan kereta swasta di area metropolitan Tokyo, area Kansai dan semua kereta cepat shinkansen, lalu secara bertahap diperluas ke jalur lain.

Tingkat kepadatan dibagi menjadi empat tingkat, dari "tak banyak penumpang", "ada beberapa penumpang", "agak padat" dan "padat".

Pada masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar, stasiun kereta dipadati penumpang sejak pagi. Calon penumpang kereta rel listrik mengantre panjang karena ada pembatasan penumpang di dalam gerbong maupun di area peron.

Operator kereta rel listrik (KRL), PT Kereta Commuter Indonesia masih mengikuti aturan pembatasan jumlah penumpang sejumlah 35 – 40 persen atau sekitar 74 orang per kereta untuk menjaga jarak aman antar pengguna KRL.

Jumlah pengguna KRL pada Selasa 9 Juni 2020 mencapai 279.737 orang, sedangkan pada Senin 8 Juni 2020 yang merupakan hari pertama PSBB transisi tercatat 300.029 pengguna.


Baca juga: Kebun binatang dan bioskop "drive-in" di Inggris buka 15 Juni

Baca juga: Menara Eiffel di Paris dibuka lagi untuk turis pada 25 Juni

Baca juga: Siap "traveling" dengan pesawat, perhatikan 8 hal ini

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020