• Beranda
  • Berita
  • Pelatnas paracycling digelar tanpa latihan tatap muka

Pelatnas paracycling digelar tanpa latihan tatap muka

10 Juni 2020 15:45 WIB
Pelatnas paracycling digelar tanpa latihan tatap muka
Pelatih dan Koordinator Tim Paracycling Indonesia Fadilah Umar saat mengawal pelatnas di Kota Solo, Jawa Tengah. ANTARA/Roy Rosa Bachtiar
Pelatih dan koordinator tim paracycling Indonesia Fadilah Umar mengatakan pemusatan latihan nasional (pelatnas) untuk Paralimpiade 2020 mulai digelar meski baru diisi program latihan tanpa tatap muka akibat pandemi COVID-19 yang belum reda.

Sebelumnya, delapan cabang olahraga Paralimpiade yang menjalankan pelatnas di Kota Solo, Jawa Tengah terpaksa dihentikan pada Maret dan seluruh atletnya dipulangkan ke daerah masing-masing.

"Sejak bulan ini sudah dimulai lagi setelah ada kebijakan baru dari Kemenpora karena masih ada sisa persiapan untuk ASEAN Paragames selama dua bulan dan Paralimpiade lima bulan yang harus dijalankan," kata Fadilah saat dikonfirmasi dari ANTARA dari Jakarta, Rabu.

Baca juga: Paracycling turunkan Fadli di nomor track Paralimpiade Tokyo
Baca juga: Leani Ratri bertahan saat pandemi COVID-19


Dalam bentuk latihan di era normal baru ini, pelatih memberikan program latihan kepada para atlet yang nantinya akan dilaporkan oleh atlet setelah selesai berlatih untuk keperluan evaluasi.

Latihan secara daring dilakukan sebanyak 5-6 kali dalam satu pekan dan dilaksanakan setiap pagi. Dalam periode satu pekan tersebut, latihan terdiri dari tiga kali latihan menggunakan sepeda dan tiga kali pengkondisian stamina serta latihan beban.

"Istilahnya ini pelatnas mandiri, dan karena di paracycling tidak ada lomba sampai akhir 2020 jadi kami latihannya hanya jaga kondisi badan. Latihan berdasarkan perlengkapan yang dimiliki atlet, makanya kami data mereka punya apa di rumah. Kami buatkan program latihan sesuai yang mereka punyai," kata Fadilah memaparkan.

Meski program latihan di masa normal baru ini dirasa kurang maksimal, namun tim paracycling mengambil sisi positifnya dari aspek ekonomi. Ia menceritakan, sejak pelatnas dihentikan pada bulan Maret, praktis atlet tidak menerima gaji.

Selama tiga bulan, yaitu pada Maret-Mei, atlet tidak memiliki pemasukan karena mereka tidak mengikuti pelatnas meski tetap melakukan latihan mandiri di rumah.

"Meski latihan mandiri dan kami pantau dari jauh ya tidak gajian. Untungnya ada kebijakan baru dari Kemenpora untuk melanjutkan pelatnas per bulan ini," katanya menceritakan.

Paracycling menjadi salah satu cabang olahraga yang berhasil meloloskan salah satu atletnya ke ajang Paralimpiade Tokyo 2020, yaitu M. Fadli Imammuddin.

Nantinya, Fadli dibidik untuk turun pada nomor Track yang diprediksi punya peluang bagus dari pada nomor ITT atau Road Race.

Baca juga: Pelatnas NPC terhenti, atlet paralimpiade kehilangan mata pencarian
Baca juga: Tujuh atlet paralimpiade memilih tetap berlatih di Solo

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020