Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi tentang protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 yang semakin luas di provinsi tersebut.Angka kasus baru yang cukup tinggi di Kalsel merupakan hasil kerja tim tes cepat (rapid test).
"Kami melakukan upaya penegakan disiplin di tempat-tempat kerumunan seperti pasar. Kami lakukan pengawasan, masyarakat yang pergi ke pasar harus memakai masker," kata Sahbirin dalam bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang diikuti melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Kamis.
Sahbirin mengatakan seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Selatan sudah termasuk zona merah. Angka kasus baru yang cukup tinggi di provisi itu, dia sebut sebagai hasil kerja tim tes cepat.
Selain melakukan tes cepat secara masif, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga melakukan penelusuran kontak secara agresif dan karantina secara ketat sesuai dengan arahan pemerintah pusat.
"Setelah penyakit ini mewabah, kami segera melakukan pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan saya perintahkan pihak terkait untuk bertindak cepat. Kami juga berkonsultasi dengan peemrintah pusat terkait langkah-langkah yang perlu diambil di daerah," tuturnya.
Baca juga: Kasus COVID-19 mengalami penambahan tertinggi capai 127 menjadi 1.565
Sahbirin mengatakan pemerintah pusat memberikan arahan terkait protokol kesehatan agar masyarakat tetap berada di rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker saat keluar rumah, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
"Kami terus melakukan sosialisasi melalui radio, televisi, dan spanduk. Namun, untuk membuat pemahaman di masyarakat memerlukan proses," katanya.
Menurut Sahbirin, COVID-19 yang belum ada vaksin dan obatnya tersebut telah menimbulkan banyak dampak, baik kesehatan, sosial, maupun ekonomi.
"Banyak agenda kegiatan yang harus terhenti dan dihentikan," ujarnya.
Pada Rabu (11/6) hingga pukul 12.00 WIB, Kalimantan Selatan mengalami penambahan kasus positif COVID-19 baru sebanyak 127 sehingga menjadi 1.565 kasus. Sementara itu, pasien yang sembuh bertambah 10 orang menjadi 128 orang dan yang meninggal dunia bertambah empat orang menjadi 108 orang.
Baca juga: Kemampuan tes spesimen BTKL-PP Kalsel naik dua kali lipat
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020