Olimpiade Tokyo akan digelar sederhana

11 Juni 2020 13:48 WIB
Olimpiade Tokyo akan digelar sederhana
Seorang pejalan kaki sambil mengenakan masker melintas di dekat logo olimpiade di kota Tokyo, Jepang (12/3/2020). ANTARA/Xinhua/Du Xiaoyi/aa.
CEO Olimpiade Tokyo 2020 Toshiro Muto mengatakan bahwa Olimpiade tidak akan dilangsungkan secara megah, melainkan akan sederhana.

Olimpiade yang seharusnya dimulai bulan depan, ditunda selama satu tahun setelah keputusan dikeluarkan Maret oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan pemerintah Jepang karena pandemi COVID-19.

"Olimpiade tidak akan menjadi pagelaran yang megah tetapi akan menjadi acara yang sederhana," kata Toshiro seperti dikutip Reuters, Kamis.

Akibat jadwal yang lebih panjang, panitia melakukan upaya penghematan dengan mengurangi biaya dan merampingkan Olimpiade.

Menyusul presentasi virtual kepada Dewan Eksekutif IOC di Lausanne, panitia Olimpiade Tokyo 2020 menekankan perlunya penyederhanaan pertandingan, namun mereka belum memberikan rincian soal bagaimana hal itu akan dilakukan.

Baca juga: Angkat besi terancam absen Olimpiade akibat korupsi

"Untuk menyederhanakan Olimpiade, kita perlu meninjau dan memahami federasi internasional, NOC, pihak penyiar, dan mitra lainnya. Para pemangku kepentingan ini harus kompak untuk memastikan rencana penyederhanaan ini bisa berjalan lancar," tutur Muto.

Muto mengatakan lebih dari 200 pemikiran untuk menyederhanakan dan mengurangi biaya Olimpiade telah dibahas, namun sampai sekarang belum bisa memberikan kerangka waktu kapan perubahan ini dimungkinkan.

"Kami belum sampai ke tahap punya gagasan konkret mengenai apa yang bisa kami lakukan untuk menyederhanakan Olimpiade," kata dia.

Pada Mei, IOC mengatakan mereka akan menyiapkan hingga 650 juta dolar AS (Rp9,1 triliunI untuk pengaturan ulang Olimpiade.

Baca juga: IOC konfirmasi larangan aksi protes atlet terkait kematian Floyd

Muto mengatakan, panitia Olimpiade Tokyo 2020 masih menganalisis berapa biaya yang harus ditanggung Jepang akibat penundaan ini.

Meskipun ada tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, Presiden Olimpiade Tokyo Yoshiro Mori mengatakan bahwa opsi pembatalan belum dibahas.

"Dunia telah berubah secara sosial, ekonomi dan medis, sehingga kami telah menjelaskan kepada IOC bagaimana kami telah merencanakan ulang dan memposisikan ulang organisasi kami," kata Mori, mantan perdana menteri Jepang.

Dewan Eksekutif IOC bertemu di Lausanne pada Rabu dengan Presiden Thomas Bach dan diharapkan untuk segera menyampaikan hasil gagasan keputusan Olimpiade.

Baca juga: Gubernur Tokyo gagas penyederhanaan Olimpiade

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020