• Beranda
  • Berita
  • Tinjau lahan eks gambut, Mentan persiapkan lumbung pangan di Kalteng

Tinjau lahan eks gambut, Mentan persiapkan lumbung pangan di Kalteng

11 Juni 2020 20:22 WIB
Tinjau lahan eks gambut, Mentan persiapkan lumbung pangan di Kalteng
Lahan padi eks gambut di Desa Terusan Makmur, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. ANTARA/Dokumentasi Kementerian Pertanian

Presiden Jokowi menginstruksikan kepada saya untuk mempersiapkan Provinsi Kalimantan Tengah menjadi lumbung pangan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran meninjau hamparan padi seluas 1.600 hektare yang merupakan lahan eks gambut di Desa Terusan Makmur, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Mentan mengatakan keberhasilan optimalisasi lahan rawa mineral eks gambut menjadi lahan pertanian produktif ini membuktikan produksi pangan khususnya beras dalam negeri aman meskipun Indonesia dilanda pandemi COVID-19.

Optimalisasi lahan gambut ini merupakan salah satu terobosan yang tengah fokus dilakukan untuk meningkatkan atau mengamankan ketersediaan beras dalam negeri sehingga kebutuhan dapat dipenuhi secara mandiri.

"Presiden Jokowi menginstruksikan kepada saya untuk mempersiapkan Provinsi Kalimantan Tengah menjadi lumbung pangan. Dengan potensi lahan rawa yang kini dapat menjadi lahan pertanian produktif, kita yakin membangun lumbung pangan di Kalimantan Tengah ini," kata Syahrul dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Balitbangtan kembangkan teknologi peningkatan produktivitas lahan rawa

Mentan menjelaskan bahwa food estate atau lumbung pangan merupakan pengembangan pertanian skala besar berbasis klaster yang dikelola secara korporasi sehingga pengembangan komoditas menjadi lebih fokus dan kualitas yang dihasilkan dapat tercapai maksimal.

Pembangunan lumbung pangan dilakukan tidak hanya padi dan jagung, tetapi juga sayuran, buah-buahan, dan aneka tanaman pangan lainnya sebagai kebutuhan utama masyarakat Indonesia. Lumbung pangan juga akan dilengkapi dengan sarana pengolahan.

"Sehingga, petani tidak lagi menjual gabah, tapi menjual beras. Bahkan, pemerintah juga akan membangun sarana produksi dan infrastruktur pertanian seperti embung dan irigasi," kata Mentan.

Di lahan eks gambut tersebut, petani rata-rata menanam padi hibrida varietas unggul dengan indeks pertanaman dua kali dalam setahun yang produktivitasnya mencapai 8 ton/ha, sehingga persediaan beras dapat dipenuhi sendiri walaupun adanya pandemi.

Bupati Kapuas Ben Brahim mengapresiasi program dan bantuan Kementan sehingga lahan eks gambut dapat dijadikan lahan pertanian produktif. Produksi padi pun cukup tinggi yakni 8 ton per hektare dan memberikan keuntungan pada petani.

"Memang di daerah ini lahan pasang surut, dengan di bulan Agustus dan September masuk air asin. Namun, semua petani menggunakan bibit padi unggul," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan Kementan berkomitmen mendorong peningkatan produksi pangan di semua daerah.

Kementan menyediakan bantuan benih unggul, penyediaan modal petani melalui dana kredit usaha rakyat (KUR), asuransi pertanian dan alat mesin pertanian.

"Petani juga kami bantu melalui program Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) agar nantinya harga gabah petani dibeli dengan harga yang menguntungkan, tidak jatuh saat panen raya," kata Suwandi.

Baca juga: Kunjungi rawa untuk "food estate", Mentan: Ini tantangan yang bagus
Baca juga: Kementan sebut pemanfaatan lahan rawa di Kalteng butuh Rp2,55 triliun

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020