"Apa yang dilakukan pemerintah sekarang adalah mendorong belanja kementerian, lembaga, BUMN, daerah untuk produk UMKM," ujar Teten dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional memberikan perhatian besar terhadap UMKM, baik itu dalam program bantuan sosial maupun dari sisi insentif pajak, relaksasi kredit serta penambahan pembiayaan.
"Yang paling penting juga dari sisi demand UMKM juga terpukul. Maka kalau pembiayaan digelontorkan, relaksasi pembiayaan juga dilakukan untuk membantu meringankan cashflow UMKM tetapi kalau sisi demand-nya juga tidak didorong maka saya kira dapat berisiko menjadi kredit macet," katanya.
Baca juga: Teten dorong produk UMKM pangan dibeli BUMN
Lebih lanjut Menkop UKM tersebut menjelaskan bahwa tahun ini terdapat alokasi anggaran belanja pemerintah sekitar Rp1.100 triliun, jadi kalau Rp800 triliun itu bisa dibelanjakan bagi produk-produk UMKM maka ini saya kita bisa membantu.
Kemudian dengan bantuan sosial yang sekarang banyak disalurkan kepada masyarakat maka dapat memperkuat daya beli masyarakat untuk membeli produk-produk UMKM.
"Maka dari itu penting bagi kita untuk menciptakan dan mendorong demand," kata Teten.
Menkop UKM itu melihat faktor perekonomian domestik lebih besar, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih digerakkan oleh konsumsi masyarakat dan juga belanja pemerintah.
Baca juga: Ini sejumlah kendala pemasaran produk yang dihadapi UMKM
"Kondisi saat ini memang berbeda dengan tahun 1998 di mana UMKM tampil sebagai penyelamat perekonomian mengingat saat itu banyak perusahaan-perusahaan besar yang bertumbangan akibat krisis finansial. Namun hari ini narasinya berbeda, kondisi saat ini justru yang terdampak adalah UMKM baik dari sisi supplai maupun demand," ujarnya.
Selain itu Menkop UKM juga berupaya untuk mendorong UMKM naik kelas supaya di level mikro-nya tidak terlalu banyak.
Menurut Teten, UMKM ini merupakan mayoritas pelaku usaha di Indonesia, di mana 99 persennya adalah UMKM, dikarenakan sektor formal belum berkembang dengan baik.
"Evaluasi saya yang ultra-mikro dan mikro ini sebenarnya bukan mereka tidak mau berusaha, bukan mau menjadi wirausaha tetapi karena memang tidak memiliki pilihan lagi. Akhirnya mereka harus membuka usaha demi menghidupi keluarga," katanya.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020