• Beranda
  • Berita
  • Kabupaten Serang jadi zona merah penularan COVID-19

Kabupaten Serang jadi zona merah penularan COVID-19

12 Juni 2020 23:34 WIB
Kabupaten Serang jadi zona merah penularan COVID-19
Ilustrasi - Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI), Jaluari P Batubara secara simbolis menyerahkan bantuan 10 ribu paket sembako untuk korban terdampak COVID-19 di Kecamatan Tunjungteja, Kabupaten Serang. ANTARA/Lukman Hakim.
Kabupaten Serang di Provinsi Banten menjadi kawasan zona merah penularan COVID-19 setelah adanya penambahan kasus positif sebanyak 32 orang menjadi 46 kasus positif.

"Untuk Kabupaten Serang, hari ini penambahan signifikan sebanyak 32, dari 14 menjadi 46 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti di Serang, Jumat.

Ia mengatakan, penularan ClOVID-19 di Kabupaten Serang berasal dari kluster Tirtayasa yang ditularkan dari 1 OTG asal Penjaringan Jakarta yang kabur saat dinyatakan positif.

"Satu OTG tersebut menularkan sekitar 18 orang," kata Ati.

Baca juga: Waspada virus corona mulai serang anak-anak di Tabalong

Baca juga: Kemensos salurkan 1.200 paket sembako terdampak COVID-19 di Serang


Kemudian, kata dia, dari kluster RS Panggung Rawi serta kasus lainnya.

Dengan demikian, kata Ati, di Kabupaten Serang sudah ada lebih dari 3 kluster.

"Tren kasus berpotensi risiko penularan yang besar oleh karena kluster atau transmisi lokal yang terus berkembang," kata Ati.

Ia mengatakan, sebaran kasus COVID-19 di Kabupaten Serang meningkat, sehingga Kabupaten Serang menjadi zona merah, karena berpotensi penularan besar.

Terkait adanya satu orang ASN Pemprov Banten yang dinyatakan positif COVID-19, kata Ati, Dinkes Provinsi Banten langsung melakukan tes usap (swab) dengan jumlah peserta yang diperiksa sebanyak 127 orang.

"Hasilnya dalam 4 sampai 5 hari ke depan," kata Ati.

Sedangkan dari pihak keluarga, Dinkes Banten juga sudah melakukan tes usap pada saat penelusuran (tracing) kontak.*

Baca juga: Kemenaker bantu APD untuk penanganan COVID-19 di Serang-Banten

Baca juga: Tantangan ungkap sabu nyaris satu ton saat COVID-19

Pewarta: Mulyana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020