"Banyak pemimpin...mempromosikan gagasan pembuatan vaksin apa pun sebagai barang publik global, tetapi itu harus terus dipromosikan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat konferensi pers.
"Lebih banyak pemimpin harusnya bergabung dengan upaya tersebut dan kita perlu memiliki komitmen politik global yang sungguh-sungguh serta konsensus global bahkan sebelum kita mempunyai produk tersebut," katanya. "Itulah yang sedang kami dorong."
Tedros mengeluarkan seruan itu setelah muncul kekhawatiran bahwa sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, bisa saja menimbun vaksin atau obat apa pun yang mereka kembangkan untuk melawan COVID-19 sementara negara miskin tidak mendapat akses ke pengobatan yang mereka butuhkan.
Situasi saat ini di Brazil, yang kini menjadi salah satu pusat penyebaran COVID-19 di dunia, semakin menjadi perhatian apalagi di perkotaan, menurut pakar kedaruratan senior WHO, Mike Ryan.
Sistem kesehatan Brazil "masih bertahan" meski sejumlah unit perawatan intensif (ICU) berada pada tahap kritis dan di bawah tekanan berat dengan tingkat hunian tempat tidur di atas 90 persen, kata Ryan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Calon vaksin COVID-19 asal China menjanjikan saat uji coba hewan
Baca juga: Bio Farma dan Sinovac China akan uji klinis vaksin COVID di Indonesia
Baca juga: Menko Airlangga sebut Indonesia butuh 340 juta vaksin COVID-19
Vaksin COVID-19 belum ditemukan, masyarakat harus ubah pola hidup
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020