Volume penjualan karet Sumatera Utara di pasar lokal sejak Januari hingga Mei 2020 mengalami penurunan seperti yang terjadi juga pada ekspor akibat dampak pandemi COVID-19.
"Biasanya, saat ekspor melemah, penjualan di pasar lokal menguat. Namun tahun 2020 hingga Mei, ekspor dan penjualan lokal sama -sama turun, " ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Minggu malam..
Baca juga: Volume ekspor karet Sumut turun 18,3 persen
Menurut dia, ekspor dan penjualan lokal yang turun dampak pandemi COVID-19 yang terjadi secara global.
Hingga Mei 2020, penjualan karet di pasar lokal tinggal sebanyak 18.354 ton dari periode sama 2019 yang bisa mencapai 20.499 ton.
Dampak pandemi COVID-19, katanya, sebagian besar industri, termasuk pabrik crum rubber tidak beroperasi atau beroperasi secara tidak penuh.
"Akibatnya, permintaan karet di pasar lokal melemah seperti halnya ekspor, " ujarnya.
Permintaan karet di pasar lokal semakin melemah karena stok di pabrikan cukup banyak dampak tertahannya/tertundanya ekspor dampak pandemi COVID-19.
Gapkindo Sumut berharap, ekspor dan penjualan lokal di Sumut meningkat sejalan dengan mulainya era normal baru.
Tahun 2019, penjualan karet di pasar lokal berkisar 47 ribuan ton.
"Pemerintah juga diharapkan bisa menjaga stabilitas nilai tukar uang rupiah terhadap dolar AS sehingga. nilai jual karet tetap menguntungkan pengusaha dan petani, " ujar Edy.
Baca juga: Kemenperin dongkrak produksi hilirisasi olahan karet alam
Baca juga: Indonesia ekspor karet untuk pabrik ban di Rusia
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020