Pengunjung dapat kembali mendatangi toko-toko yang sebelumnya ditutup selama Pembatasan Sosial Berskala Besar, periode di mana hanya toko esensial seperti supermarket dan apotek yang boleh tetap beroperasi.
Abdullah adalah salah satu pengunjung Pondok Indah Mall, Jakarta, yang resmi dibuka lagi hari ini setelah menutup sebagian besar toko selama masa pandemi.
Dia harus mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan, seperti memakai masker dan mencuci tangan di wastafel yang disediakan sebelum masuk ke area mal. Pengunjung boleh masuk setelah suhu tubuhnya diukur.
"Ketika masuk ke toko di dalam, dicek lagi suhu tubuh kita dan pakai hand sanitizer," kata Abdullah kepada ANTARA, Senin.
Pembatasan jarak antar pengunjung diterapkan lewat berbagai petunjuk di fasilitas umum, seperti elevator dan eskalator.
Elevator yang biasanya dipakai berjejalan kini dibatasi kapasitasnya. Tangga-tangga di eskalator ditempeli tanda agar pengunjung menjaga jarak dengan orang di depannya.
Pembatasan kapasitas pengunjung juga diterapkan oleh toko-toko, menjaga agar tidak ada orang yang berdesakan. "Setiap toko ada batas maksimal masuk, seperti Zara maksimal 96 orang termasuk karyawan."
Kebersihan di tempat publik juga senantiasa dijaga.
"Di tiap meja sampai tempat pegangan tangan di mana pun sama petugas dibersihkan terus," ujar dia, menambahkan hari ini ada polisi hingga tentara yang turut memantau kondisi.
Para karyawan di mal tersebut dilengkapi dengan sarung tangan, masker juga penutup wajah (face shield).
Hal serupa diterapkan di mal Grand Indonesia. Dalam video yang diunggah di Instagram, mal tersebut menginformasikan sejumlah aturan baru di fase new normal.
Setiap pengunjung harus memakai hand sanitizer. Suhu tubuh juga diperiksa dengan kamera termografi. Sentuhan antara kulit dan fasilitas publik seperti tombol elevator diminimalisasi dengan tombol touchless.
Meski sudah beroperasi kembali, tak banyak pengunjung yang menyerbu pusat perbelanjaan. Toko-toko pun masih ada yang ditutup.
Pengunjung sudah boleh makan di tempat, tapi bangku dikurangi dan disusun sedemikian rupa untuk mengurangi kontak fisik.
"Masih sepi, saya suka sih dengan nuansa seperti ini karena tidak suka mal yang ramai banget," kata Syarifah Nur, pengunjung Grand Indonesia kepada ANTARA, Senin.
Dia mengapresiasi adanya petugas di setiap eskalator yang mengingatkan pengunjung untuk menjaga jarak setiap kali naik tangga berjalan.
"Karena tadi aku sama teman lagi ngobrol, naik barengan," kata dia.
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia dalam keterangan resmi menjelaskan beberapa protokol yang harus diterapkan mal yang beroperasi di fase normal baru.
Di antaranya menjaga jarak antrean masuk mal sejauh satu meter, membatasi kapasitas elevator maksimal enam orang, menerapkan cashless untuk pembayaran, mengurangi kapasitas restoran dan food court hingga 50 persen, mewajibkan karyawan mengenakan masker dan penutup wajah.
Juga menyediakan parkir sepeda, mewajibkan adanya ruang isolasi lengkap dengan peralatan APD, punya gugus kendali COVID-19 yang ikut mengawasi pengunjung yang melepas masker di dalam mal serta wajib membersihkan area publik dan gedung setiap hari dengan disinfektan.
Tak semua area di mal boleh dibuka. Bioskop, tempat fitnes, tempat bermain anak, tempat pijat, karaoke dan perawatan tubuh serta wajah masih harus ditutup. Salon boleh dibuka, namun pengunjung hanya boleh memotong rambut saat ini.
Walau mal boleh dibuka kembali seperti biasa, sebagian orang mengaku masih enggan pergi ke tempat umum tanpa ada kebutuhan mendesak.
"Enggak dulu lah, mal pas baru buka juga risky, takutnya orang-orang euforia ke sana," ujar Tanti Kosmiyati.
Baca juga: Prilly Latuconsina belum siap ke mal meski ada aturan normal baru
Baca juga: Masyarakat belum tertarik ke mal saat tingginya penularan COVID-19
Baca juga: Bantah mal di DKI akan buka 5 Juni, APPBI: Kami tunggu arahan pemda
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020