"Harapannya semoga Persebaya semakin berjaya, lebih profesional dan menjadi kiblat sepak bola Indonesia, akan lebih indah kalau saya menjadi bagian di dalam kejayaan Persebaya," kata Hansamu seperti dilansir laman tim yang dipantau di Jakarta, Senin.
Persebaya Surabaya sebentar lagi bakal berusia 93 tahun. Puncak ulang tahun salah satu klub Liga 1 asal Kota Pahlawan itu jatuh pada Kamis (18/6). Ultah tahun ini jelas berbeda karena terhadang pandemi COVID-19.
Baca juga: Hansamu Yama resmi berkostum Persebaya
Pemain yang identik dengan nomor punggung 23 memang bukan kelahiran Surabaya, namun kecintaan pemain kelahiran Mojokerto, Jawa Timur terhadap Persebaya sudah tidak diragukan lagi.
Sebelum memulai karier profesional sebagai pesepak bola, dirinya sudah menasbihkan diri sebagai seorang Bonek, (suporter fanatik Persebaya).
Hansama saat masih anak-anak ternyata sering menonton pertandingan Persebaya. Sang ayah sering mengajaknya untuk menyaksikan Bajol Ijo bertanding di Gelora 10 Nopember.
Kecintaannya akan klub kebanggaan arek-arek Suroboyo tersebut menjadi alasan dirinya menimba ilmu di salah satu klub internal Persebaya. Hansamu mengungkapkan betapa bangga dirinya saat akhirnya bisa menjadi bagian keluarga Persebaya Surabaya.
"Sebelum jadi pemain saya sudah jadi Bonek, jadi saat pertama kali dikontrak musim lalu jelas perasaan saya bangga sekali,"Saya selalu terharu tiap kali merasakan atmosfer GBT (Gelora Bung Tomo)," kata pemain timnas itu.
Baca juga: Dua punggawa Persebaya nikmati peran baru sebagai ayah
Pemain yang belum begitu lama mengakhiri masa lajang itu identik menceritakan tahun pertama membela Persebaya menjadi tahun yang spesial baginya. Karena saat musim 2019, Persebaya Surabaya sedang mengalami fluktuasi performa dan membuat tekanan dari suporter meningkat.
"Hal yang paling berkesan adalah dimana saat merasakan tekanan dari Bonek, karena saya juga Bonek jadi tau apa yang mereka rasakan," kata Hansamu menambahkan.
"Saya ingat betul saat HUT yang ke-92, karena saat itu kita mendapat tekanan yang sangat besar dari suporter. Di tahun itu juga kita mampu melewati tekanan dan bangkit di akhir-akhir musim sehingga bisa memberikan hasil yang maksimal meskipun tidak memberikan gelar bagi Persebaya. Itu hal yang paling berkesan untuk saya sampai saat ini," pungkas pemain berusia 25 tahun itu.
Baca juga: Makan Konate terpaksa berlebaran dari jauh dengan keluarga
Baca juga: Pemain Persebaya ini ganti ngabuburit dengan latihan online
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020