Penjaga rumah tersebut, Ny. Rahma Marjud (78) di Banda Neira, Jumat, mengatakan, wisman yang berkunjung ke daerah ini sering memanfaatkan rumah itu untuk resepsi ulang tahun, pernikahan, dan santai sambil bercengkerama.
Rumah yang dibeli Tamalia dari almarhum Muhammad Dadong itu, berarsitektur Belanda dari abad 18 sehingga diminati wisman.
"Saya sudah menjaga rumah ini sejak 20 tahun dan Tamalia sering mengunjunginya saat berada di Banda untuk menikmati pesona wisata sejarah, budaya dan bawah laut daerah ini," katanya.
Apalagi rumah tersebut, lokasinya bertetangga dengan rumah peninggalan tokoh proklamator Muhammad Hatta yang diasingkan oleh Belanda di Pulau itu tahun 1936-1942 serta sekolah yang dibangun Belanda yang saat ini dimanfaatkan SD Negeri II Banda di Jalan dr. Rehatta.
Ny Rahma mengatakan, Tamalia tertarik membeli rumah tersebut karena Banda memiliki peninggalan sejarah tokoh-tokoh nusantara seperti Muhammad Hatta, Sultan Syahrir (1936-1942), Cipto Mangunkusumo (1928-1970) serta sejumlah pejuang dari Pulau Jawa dan Sumatra.
"Tamalia juga tertarik karena di Desa Dwi Warna terdapat juga objek `Parigi Rante` sebagai tempat pembantaian puluhan pejuang dan 40 `Orang Kaya` (gelar kebangsawanan) Banda pada 8 Mei 1621 atas perintah Gubernur Jenderal Jan Pieter Zoon Coen dari Vereenigre Oostindishe Compagnie (VOC).
Pada kawasan Desa Dwi Warna juga terdapat benteng Bergica yang dibangun tahun 1611, benteng Nassau serta Istana Mini yang merupakan replika dari Istana Bogor, sehingga menjadi paket wisata sejarah yang diminati wisman saat mengunjungi Pulau Banda.
Banda yang memiliki peninggalan sejarah dan budaya bernilai histori itu ditetapkan Unesco sebagai salah satu warisan budaya dunia. Unesco pun pada kegiatan penyelaman tim-nya di laut Banda beberapa tahun lalu berhasil menemukan salah satu spesies terumbu karang langka yang berbentuk seperti meja makan dan dinamai "Aksapora Des Alwi".
Sementara tokoh masyarakat Banda Des Alwi, mengatakan, pesona wisata sejarah, budaya dan bawah laut Banda telah terkenal di dunia internasional sehingga memotivasi Wakil Presiden (Wapres) terpilih Boediono menjadwalkan kunjungannya ke daerah ini pada 26-28 September 2009.
"Pak Boediono sebelum dilantik menjadi Wapres mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingin menyaksikan pesona wisata sejarah dan budaya serta menikmati keindahan bawah laut Pulau Banda," kata Des Alwi.(*)
Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009