"Kawan saya di Sampang itu, memang saya tidak memeriksa dan mengonfirmasinya sendiri. Tapi, saya dihubungi keluarganya bahwa meninggal karena positif COVID-19," ujar Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi di Surabaya, Selasa pagi.
Dokter yang bertugas di Sampang, dr Deny Dwi Yuniarto meninggal dunia dan dinyatakan positif COVID-19 pada Senin (15/6) pukul 03.00 WIB setelah dirawat di RS Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya.
Saat meninggal, gejala klinisnya mirip COVID-19 dan dilakukan tes usap yang hasilnya dinyatakan positif.
Baca juga: IDI Makassar berduka empat dokter meninggal dunia terpapar COVID-19
Baca juga: Seorang dokter di Surabaya dinyatakan meninggal akibat COVID-19
Saat ini, kata dr Joni, istri almarhum Deny juga sedang mengalami masalah kesehatan dan diharapkan segera pulih.
"Mohon doanya untuk semua, sebab istri almarhum sekarang sedang sakit. Beberapa waktu lalu, anggota keluarganya ada yang meninggal dunia juga karena COVID-19," ucapnya.
Menurut dr Joni, penyebaran COVID-19 ini sangat tidak main-main dan terbukti telah banyak korban yang terdampak, terutama kesehatan, akibat virus tersebut.
"Makanya kok masih ada yang percaya bahwa COVID-19 itu tidak ada. Memang kita tidak melihat langsung dengan mata telanjang, tapi efeknya jelas sangat terlihat dan membahayakan," katanya.
Sementara itu, terhadap seorang dokter asal Bangkalan, Madura, yang juga meninggal dunia beberapa hari lalu, pihaknya belum mengonfirmasinya dan masih akan ditelusuri lebih lanjut.*
Baca juga: Dokter positif COVID-19 wafat, Pemkot Surabaya sampaikan belasungkawa
Baca juga: Perilaku pasien COVID-19 tak jujur dan kematian dokter di Surabaya
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020