"Itu merupakan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil Joint Study Group (JSG) Indonesia - India yang dilakukan sejak 2007 dan selesai pada September 2009 ini," kata Direktur Kerjasama Bilateral II, Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, Departemen Perdagangan, Martua Sihombing di Jakarta, Minggu.
Martua menuturkan berdasarkan studi tersebut, CECA berpotensi meningkatkan ekspor nonmigas dua negara. Pada 2020, ekspor Indonesia ke India diprediksi mencapai 9,7 miliar dolar AS sedangkan ekspor India ke Indonesia diperkirakan mencapai 7,4 miliar dolar AS.
"Sebelumnya pernah ditargetkan nilai perdagangan dua negara akan mencapai 10 miliar dolar AS pada 2010, tapi itu sudah tercapai dua tahun lalu," tambahnya.
Salah satu komoditi ekspor andalan Indonesia ke India adalah minyak kelapa sawit, sedangkan India menginginkan adanya ekspor daging sapi ke Indonesia.
"Hasil studi itu kan baru menggambarkan potensi yang ada, nanti tinggal bagaimana meraih potensinya," jelas Martua.
Oleh karena itu, lanjut Martua, JSG merekomendasikan pemerintahan masing-masing untuk meneruskan perundingan CECA melalui pembentukan Trade Negotiating Committee (TNC).
"Para pakar menyarankan agar perundingan di bidang barang, jasa, investasi dan kerja sama ekonomi lainnya dilakukan secara single undertaking (sekaligus disepakati)," ujarnya.
Martua menambahkan tim ahli dari Indonesia terdiri dari Dr. Hadi Soesastro (Ketua Working Group on Trade in Goods), Marzuki Usman (Ketua Working Group on Trade in Services), Dr. Thee Kian Wie (Ketua Working Group on Investment), dan Paul S. Mukundan (Ketua Working Group on Other Area of Cooperation). (*)
Pewarta: handr
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009