"Saya usul saja, karena COVID-19, semua wisatawan nantinya wajib dipandu. Jadi dibagi per kelompok misalnya satu kelompok 10-20 orang dengan satu pemandu. Pemandu ini selain menerangkan wisata, juga bisa mengontrol ketertiban wisatawan," katanya saat mengunjungi Objek Wisata Candi Arjuno, Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Selasa.
Menurut Ganjar, dengan adanya pemandu wisata itu, maka pengawasan ketertiban wisatawan akan semakin optimal karena kalau tidak ada pemandu, wisatawan akan jalan sendiri-sendiri, berkerumun, dan tidak patuh protokol kesehatan.
"Dengan pemandu itu, maka bisa optimal. Selain itu, penjelasan akan sejarah, nilai-nilai dan informasi lain tentang obyek wisata ini akan semakin efektif," ujarnya.
Kendati demikian, Ganjar meminta pihak pengelola untuk tidak tergesa membuka objek wisata di Dataran Tinggi Dieng sebab kondisi saat ini masih belum aman akibat pandemi COVID-19.
"Jangan tergesa-gesa dulu, kalau mau simulasi silakan sehingga nanti dibuka sudah siap. Ajak travel agen, wartawan, dan beberapa komunitas untuk uji coba itu," katanya.
Dalam kunjungan tersebut, Ganjar dengan teliti melihat persiapan dibukanya kembali objek-objek wisata di Dataran Tinggi Dieng yang telah dilakukan oleh pihak pengelola.
"Ini sudah bagus, sudah disediakan garis pembatas jarak, ada tempat cuci tangan, pengecekan suhu badan hingga petugas yang mengenakan masker dan 'face shield'. Tinggal proses pembelian tiket yang masih 'cash', saya minta disediakan tempat khusus untuk menaruh uang agar tidak dipegang tangan," ujarnya.
Ganjar juga meminta pengelola "homestay" untuk berhati-hati dan tidak terburu-buru menyewakan temlat usahanya.
"Kecuali kalau mau dibiasakan kebiasaan baru, misalnya dijaga kebersihannya, dipakai lampu ultraviolet yang bisa membunuh virus atau peralatan lain. Itu baru boleh, kalau tidak jangan dulu, siapa yang bisa memastikan tamu yang datang sehat," katanya.***1***
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020