"Kami berharap para pengembang properti di Indonesia bisa bangkit kembali melaksanakan pembangunan rumah untuk masyarakat di seluruh Indonesia jelang pelaksanaan new normal di sektor perumahan di Indonesia," kata Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid di Jakarta, Selasa.
Khalawi menekankan pentingnya sinergi serta kolaborasi antara pemerintah dan pengembang dalam mewujudkan tercapainya program Sejuta Rumah.
Hal itu, ujar dia, karena pemerintah dinilai tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan rumah untuk masyarakat sehingga peran aktif pengembang dalam pembangunan perumahan sangat dibutuhkan.
Baca juga: Pengamat: Pandemi COVID-19 saatnya beli rumah karena banyak kemudahan
Dirjen Perumahan mengakui bahwa pandemi yang melanda saat ini memang berpengaruh pada produksi rumah yang dibangun oleh pengembang.
Kemudian, lanjutnya, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat pengembang mengalami hambatan dalam proses pembangunan dan penjualan rumah yang sudah jadi pun terkendala.
"Pelaksanaan Program Sejuta Rumah memang mengalami hambatan pada masa pandemi Covid-19 ini. Namun pemerintah juga tetap berupaya mendorong agar penyediaan rumah untuk masyarakat dapat dipenuhi dengan baik," ujarnya.
Lebih lanjut, Khalawi menerangkan bahwa pemerintah terus mendorong agar sektor properti di Indonesia tetap tumbuh pada new normal ini.
Sementara itu, Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin menyatakan, pihaknya siap mendukung Kementerian PUPR dalam pembangunan perumahan untuk masyarakat. Menurutnya, banyak masyarakat yang membutuhkan hunian yang layak dengan harga yang terjangkau.
Baca juga: COVID-19 dinilai momen milenial alihkan dana traveling untuk properti
“Kami siap mendukung pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan new normal di bidang perumahan. Kami juga menyalurkan CSR dalam bentuk pembagian masker dan sembako untuk membantu masyarakat menjalankan aktifitas sehari-hari,” katanya.
Sebelumnya, konsultan properti Jones Lang Lasalle (JLL) menyatakan kalangan bisnis dan perusahaan kini sedang sibuk memodifikasi sejumlah hal tertentu kepada kantor mereka untuk menjaga kondisi usaha mereka dalam situasi normal baru.
"Aktivitas kembali ke kantor akan menjadi langkah bertahap dengan proses multifase yang kemungkinan akan berevolusi ketika ekonomi terbuka kembali," kata Executive Managing Director JLL Asia Pasifik, Martin Hinge.
Menurut survei oleh JLL, lebih dari 80 persen klien mereka telah mulai mencari alternatif untuk menjaga bisnis mereka tetap berjalan atau melakukan modifikasi tertentu pada kantor mereka.
JLL juga telah meluncurkan laporan terbaru yang menjelaskan antara lain sejumlah prioritas jangka pendek hingga jangka panjang, termasuk solusi perencanaan ruang, pengalaman yang didukung teknologi dan fungsi operasional yang membantu perusahaan menavigasi proses dalam rangka kembali ke kantor.
"Ketika orang-orang kembali ke kantor, prioritas nomor satu klien kami adalah memastikan bahwa mereka kembali ke lingkungan yang aman dan sehat," katanya.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020