Sistem perawatan kesehatan yang kurang lengkap di negara Afrika Barat itu sedang berjuang mengekang penyebaran virus corona, yang telah menginfeksi 1.400 orang lebih dan menelan 15 korban jiwa. Otoritas kesehatan meningkatkan kewaspadaan atas krisis oksigen untuk mengobati pasien.
"Kamar-kamar di tiga rumah sakit besar Bissau saat ini penuh dengan pasien COVID-19 dan mengalami gangguan dalam layanan medis esensial," kata Joana Cortez, pakar WHO di Guinea-Bissau, selama seminar daring tentang dampak epidemi terhadap negara Afrika berbahasa Portugal.
Cortez mengatakan 176 tenaga kesehatan di negara tersebut terbukti positif virus corona. Jumlah itu setara dengan hampir sembilan persen dari total sekitar 2.000 anggota staf medis di negara tersebut, menurut hitungan Reuters berdasarkan jumlah dari otoritas kesehatan.
"Situasinya kacau," ungkap Cortez.
Petugas kesehatan berada dalam kondisi rentan sebab minimnya alat perlindungan berkualitas tinggi, menurut Tumane Balde, ketua komisi COVID-19 antarkementerian.
Sumber: Reuters
Baca juga: 1.800 murid sekolah di Afrika Selatan terinfeksi corona
Baca juga: WHO: Pandemi corona di Afrika "terus melaju", butuh alat tes
Baca juga: Gubernur Nairobi dikecam karena bagikan konyak untuk "bunuh" corona
67 dokter dan tenaga kesehatan di NTB positif COVID-19
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020